Jakarta (ANTARA News) - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) meminta kepada Muaythai Profesional Indonesia (MPI) untuk peduli masa depan atlet terutama menjelang pensiun mengingat selama ini hanya fokus dalam pembinaan atlet potensial yang sasaran untuk bertanding di pertandingan internasional.

"MPI wajib memperhatikan masa depan atlet terutama yang memasuki masa pensiun. Jangan masalah organisasi dan pembinaan saja. Dalam hal kesejahteraan harus juga diperhatikan, sehingga kelangsungan hidup atlet bisa setidaknya seimbang setelah pensiun," kata Ketua BOPI Noor Aman dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa.

Cabang olahraga beladiri asal Thailand ini mulai berkembang pesat di Indonesia sehingga memunculkan organisasi yang menaunginya. Saat ini ada dua organisasi yang ada yaitu Pengurus Besar Muaythai Indonesia (PB MI) dan MPI. Khusus untuk MPI, saat ini terus berusaha berbenah dalam organisasinya yang salah satunya melalui rapat koordinasi nasional (rakornas).

Rakornas pertama kali yang digelar di Hotel Yasmin Karawaci, Tengerang, Banten yang berakhir Minggu (30/4) bisa dikatakan sebagai tonggak pembentukan organisasi secara menyeluruh yang melibatkan perwakilan dari seluruh Indonesia. Banyak hal yang dibahas pada praktisi, pegiat, maupun ofisial muaythai itu.

"Rakornas ini merupakan jawaban dari berbagai pertanyaan oleh sejumlah sasana atau gym olahraga muaythai di berbagai provinsi, dalam pembentukan wadah maupun pembinaan pelatih, atlet, hingga wasit di daerah-daerah," kata Noor Aman.

Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Rakornas MPI 2017 Jerry Luhukay mengatakan perwakilan dari daerah yang hadir dalam kegiatan yang baru pertama kali digelar ini lengkap. Dalam rakornas banyak hal yang dibahas meliputi perkembangan maupun pengetahuan dasar penjurian, teknik dasar, dan aturan pertandingan seputar muaythai.

"Sudah saatnya MPI melebarkan sayapnya ke berbagai pelosok daerah di Indonesia. Potensi para peserta asal luar Jakarta ini tak hanya dalam pengembangan sasana maupun organisasi MPI, tapi juga dalam hal menggelar event-event seperti kejuaraan atau turnamen profesional muaythai di tingkat daerah," katanya.

Pria yang juga promotor asal sasana Zealot Muaytahi itu menjelaskan MPI cukup terkejut dengan antusiasme para peserta, terutama dalam hal mencari dan berbagi ilmu olahraga bela diri ini. Kondisi tersebut menunjukkan jika para praktisi, pegiat, maupun ofisial itu sangat serius dalam mengembangkan muaythai.

"Seperti, peserta asal Merauke yang menyatakan belum memiliki pelatih yang mumpuni. Mereka juga memerlukan penataran para pelatih muaythai, guna menghasilkan atlet-atlet profesional asal Papua. Ini harus kami bantu guna memajukan kualitas para petarung serta organisasi MPI, kata Jerry menambahkan

Setelah Rakornas MPI 2017, para peserta bakal membentuk tim formatur guna pencarian calon-calon pemimpin MPI di tingkat provinsi. Para calon tersebut bakal diboyong ke musyawarah MPI, yang kemudian diangkat menjadi pimpinan MPI di provinsi masing-masing.

(T.B016/H007)

Pewarta: Bayu K
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017