Pontianak (ANTARA News) - Sejumlah tokoh masyarakat dan adat yang ada di Kalimantan Barat menyerukan masyarakat di provinsi itu terus mempertahankan persatuan yang ada untuk mendukung percepatan pembangunan.

"Berbagai isu yang berkembang di Kalimantan Barat belakangan ini terus menjadi viral di dunia maya, dimana sangat disayangkan isu yang berkembang justru mengarah pada pertikaian antara suku dan agama. Untuk itu melalui pertemuan ini, kami mengajak kepada semua masyarakat Kalbar untuk bersatu dan tidak mudah terprovokasi," kata salah seorang tokoh masyarakat Kalbar, Daniel E Tangkau di Pontianak, Kamis.

Menurutnya, jika sampai terjadi perselisihan antara masyarakat, dikhawatirkan akan memberikan efek domino yang berkepanjangan, karena melihat dari beberapa kejadian yang pernah terjadi di Kalbar, jelas memberikan efek negatif pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang ada.

Untuk itu, terkait dengan isu di media sosial yang menyatakan akan ada pergerakan massa pada tanggal 20 Mei mendatang ia berharap jangan sampai terjadi.

Ia melanjutkan, pada 20 Mei di Pontianak memang ada agenda nasional bahkan internasional di Kalbar yakni Pekan Gawai Dayak yang rutin dilaksanakan setiap tahun.

Namun, saat yang bersamaan, juga dikabarkan akan ada kegiatan pawai dari kelompok lain yang patut diantisipasi agar tidak memicu terjadinya ketegangan.

"Yang namanya suasana lagi panas karena dikompor-kompori pihak luar, tentu bisa terjadi gesekan jika tidak ada yang menahan ini. Makanya, dari hasil pertemuan ini akan kita sampaikan kepada pengurus adat, juga akan disampaikan kepada pihak kepolisian dan TNI, dimana kita menyerukan damai," kata Daniel.

Di tempat yang sama, Ketua Masyarakat Dayak Islam Kalimantan Barat, Prof Alamsyah mengatakan dirinya akan sangat menyayangkan jika terjadi pertikaian antara masyarakat.

Alamsyah mengajak masyarakat untuk berpikir jernih dan tidak mudah terprovokasi terlebih tidak lama lagi Ramadhan.

"Kita tahu betul bahwa antara Dayak dan Melayu adalah suku asli di Kalbar dan hidup bersaudara sedari dulu. Jadi, saya minta agar masyarakat Melayu dan Dayak jangan mau diadu oleh orang luar yang ingin ketentraman kita terganggu," tuturnya.

Dia mengatakan, jika terjadi perselisihan antara masyarakat diminta untuk segera diselesaikan dengan kepala dingin. Demikian, bila terjadi masalah yang terkait dengan hukum, diharapkan diserahkan kepada pihak berwajib, sehingga masyarakat tidak salah langkah, terlebih menyebabkan pertikaian antara saudara.

Di tempat yang sama, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Pontianak, Yohanes Nenes mengharapkan agar masyarakat Pontianak dan Kalbar untuk bersama-sama menyukseskan kegiatan Pekan Gawai Dayak yang menjadi agenda pariwisata Kalbar yang juga masuk dalam agenda wisata Nasional.

"Dalam kegiatan ini nantinya akan dihadiri oleh beberapa duta besar dari negara sahabat, sehingga kita sangat mengharapkan agar suasana pelaksanaannya bisa kondusif dan tidak ada pertikaian," katanya.

Dia menambahkan, tidak benar jika akan ada pengerahan massa karena yang ada hanya masyarakat menghadiri kegiatan Gawai Dayak dan sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Ia melanjutkan, ketika ada kegiatan gawai, masyarakat Dayak dari seluruh daerah di Kalbar, bahkan dari provinsi lainnya, ikut hadir untuk meramaikannya.

Terpisah, Panglima dan Sekjen DPP Laskar Pemuda Melayu (LPM) Kalbar, Iskandar menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah membuat pernyataan secara resmi untuk aksi damai atau mengerahkan massa pada tanggal 20 Mei mendatang.

"Saya selaku sekjen LPM Kalbar menyatakan sikap, LPM Kalbar tidak pernah diberitahukan akan adanya aksi pergerakan massa Melayu Kalbar. LPM Kalbar selalu mengharapkan situasi yang kondusif untuk Kalbar, khususnya kota Pontianak," tuturnya.

Dirinya juga mengimbau agar masyarakat Melayu untuk menahan diri dan tidak mudah termakan isu-isu negatif yang saat ini terus beredar didunia maya sehingga masyarakat Kalbar bisa terus menjaga persatuan yang selama ini tercipta.

(U.KR-RDO/T011)

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017