Sukabumi (ANTARA News) - Jumlah kerusakan akibat gelombang pasang di perairan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar, hingga Sabtu ini di lima kecamatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), yakni Cisolok, Ciracap, Cikakak, Surade dan Pelabuhanratu, bertambah menjadi 444 rumah hancur dan rusak berat. Berdasarkan data yang diterima Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Sukabumi, hingga Sabtu sore menyebutkan, daerah yang terkena terjangan ombak sebanyak delapan kecamatan, yakni Cisolok, Ciracap, Cikakak, Simpenan, Ciemas, Surade, Tegalbuleud dan Pelabuhanratu. Namun, kata Wakil Ketua Harian Satkorlak PBP, Nana Sukarna, yang baru terdata sebanyak 444 rumah yang rusak, sementara tiga kecamatan lainnya belum ada laporan yang masuk. Ke-444 rumah yang rusak di lima kecamatan yakni 161 rumah hancur, 77 rumah rusak berat, dan 206 rusak ringan. Yang paling parah adalah di Kampung Cipatuguran dan Kampung Rawakalong, Kecamatan Pelabuhanratu, yakni sebanyak 51 rumah hancur, 15 rumah rusak berat dan 86 rumah rusak ringan. "Hingga saat ini, jumlah korban bencana yang telah diungsikan ke dataran lebih tinggi sebanyak 1.034 orang, yakni di pengusian Pemda sebanyak 237 jiwa, 647 jiwa di tempat pengusian SMKN Pelabuhanratu, dan dipinggir jalan sebanyak 150 jiwa, serta ada beberapa orang mengungsi di rumah sanak familinya," kata Nana Sukarna, yang juga menjabat Kepala Kantor Kesbanglinmas Kabupaten Sukabumi. Selain merusak ratusan rumah milik warga, ratusan warung milik masyarakat yang berada di pinggiran pantai Pelabuhanratu juga mengalami rusak parah, sehingga ditinggal pemiliknya. Menurut dia, akibat kerusakan itu diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Untuk Kecamatan Pelabuhanratu saja nilai kerusakan ditaksir Rp1,3 miliar, belum termasuk perahu yang hilang di Surade yang diprakirakan mencapai Rp150 juta. Ia menyebutkan, warga yang diungsikan ke Pemda dan tempat pengungsian lainnya akan diberikan bantuan kesehatan dan makanan agar tidak terserang penyakit. "Kami juga membuat dapur umum dan Posko Kesehatan," katanya seraya menyebutkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Beberapa pengungsi, katanya, memang ada yang belum mendapatkan makanan pada Sabtu pagi, karena keterlambatan pembarian makanan dari dapur umum. "Masakan dari dapur umum (baru) selesai pada pukul 09.00 WIB, sementara warga sudah mulai merasa kelaparan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007