Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mempertimbangkan penerapan kebijakan wajib pasok pasar domestik (Domestik Market Obligation, DMO) kepada produsen minyak sawit mentah (CPO) untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri. "Kita akan terapkan semacam itu (DMO), tapi belum diputuskan baru rumusan pemikiran atau wacana," kata Menperin Fahmi Idris di Jakarta, Selasa. Pemerintah mempertimbangkan penerapan DMO bagi produsen CPO domestik, menyusul tidak optimalnya Program Stabilisasi Harga (PSH) dan Operasi Pasar (OP) minyak goreng sehingga sampai minggu ke-4 Mei, harga minyak goreng belum turun ke tingkat Rp6.500 sampai Rp6.800 per kilogram (kg). Fahmi mengakui dari sejumlah produsen CPO yang menyatakan komitmennya membantu PSH dan OP, ada yang tidak melaksanakan komitmen tersebut, sehingga harga minyak goreng masih bergejolak dengan tingkat harga Rp7.000 per kg. Ia mengatakan untuk produsen yang sudah menyatakan komitmen membantu PSH dan OP minyak goreng tapi tidak memasoknya ke pasar, pemerintah akan memberikan sanksi. "Akan ada sanksi, tapi belum dirumuskan. Hal itu harus keputusan bersama antara Deperin, Deperdag, dan Deptan," katanya. Menanggapi pertanyaan apakah perusahaan yang tidak memasok CPO murah ke pasar domestik padahal sudah menyatakan komitmennya membantu pemerintah dalam PSH minyak goreng akan diumumkan kepada publik, Fahmi mengaku belum tahu. "Itu ada timnya. Saya tidak tahu kapan mulai. Tanyalah Benny (Dirjen Industri Agro dan Kimia Deperin, Benny Wahyudi), Ardiansyah (Dirjen Perdagangan Perdagangan Dalam Negeri Deperdag Ardiansyah Parman) dan Manggabarani (Dirjen Perkebunan Deptan Achmad Manggabarani)," katanya. Lebih jauh Fahmi menjelaskan, harga minyak goreng yang masih bergerak di harga tinggi saat ini akibat ada keterlambatan pasokan CPO ke Jawa, sehingga menghambat proses produksi dan pasokan ke pasar. "Di beberapa pasar (harga minyak goreng) sudah mulai turun tapi tidak drastis. Harga tidak bergerak lagi, rata-rata Rp7.000 per kg," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007