Kuala Lumpur (ANTARA News) - Banyak pelajar sekolah Indonesia Kuala Lumpur diperas para "preman" Malaysia, karena ada yang uangnya diminta dan ada handphone diambil secara paksa, tetapi salah seorang pelaku sudah tertangkap dan ditahan di kantor polisi Kuala Lumpur. "Rabu sore, (23/5) salah seorang yang diduga pelaku, sudah kami bawa ke kantor polisi Dang Wangi dan sudah dibuatkan laporannya. Tersangka kemudian diamankan dan diborgol di kantor polisi Kuala Lumpur," kata Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, (SIK), Abdul Djawad, di Kuala Lumpur, Kamis. "Begitu murid saya melaporkan diperas langsung saya ke lokasi dan menemukan tiga warga Melayu yang lari begitu melihat kami datang. Salah satu berhasil ditangkap, dua berhasil melarikan diri. Tersangka kemudian kami bawa ke kantor polisi Dang Wangi," kata Abdul Djawad, yang juga seorang karateka sabuk hitam Dan tiga. Setelah itu, Kepala SIK mengumumkan dan mendata ke seluruh pelajar SIK, mulai SD hingga SMA, berkaitan dengan pemerasan. Hasilnya ternyata banyak yang diperas selama ini, tetapi mereka enggan melaporkan ke guru atau kepala sekolah. "Ternyata ada 11 pelajar yang pernah diperas dalam waktu yang berbeda dan itu pun baru belum semuanya karena kelas 6 SD dan 3 SMP sedang libur berkaitan dengan ujian," katanya. Misalkan, Tiara Ayu Wardani, pelajar SMA mengaku diperas dan diancam dengan pisau enam bulan lalu, di tikungan kondomonium Villa Putra oleh dua orang yang menggunakan sepeda motor, Roni kelas 5 SD dan Heri kelas 2 SMP diperas uang masing lima ringgit oleh tiga orang dibawah jembatan LRT PWTC (Putera World Trade Center) Senin, 21 Mei 2007. Kemudian Azmi dan Ari keduanya anak kelas 5 SD diperas uangnya oleh dua orang pelaku di stasiun LRT PWTC, Senin, 21 Mei 2007. "Baru kemarin sore kami melaporkan ke polisi mengenai pemerasan, pagi ini sudah ada lagi yang melaporkan diperas," kata Abdul Djawad. Oleh sebab itu, ia akan minta bantuan polisi pada saat masuk dan keluar sekolah. "Saya pun akan memantau langsung di lokasi-lokasi yang biasanya terjadi pemerasan. Saya akan coba tangkap langsung," kata dia, yang pernah menjadi juara ke-3 karateka Kapolda Jateng Cup tahun 1977. Menurut tersangka dan masukan para murid, berdasarkan ciri-ciri fisik yang hampir sama, ada "dalang" preman Melayu bernama Zoe belum ditangkap, tapi dia sering melakukan pemerasan terhadap pelajar SIK. (*)

Copyright © ANTARA 2007