Jakarta (ANTARA News) - Bank HSBC melalui divisi syariah (HSBC Amanah Syariah) memberikan pembiayaan syariah internasional berskema murabaha senilai 50 juta dolar AS kepada BUMN yang bergerak di bidang besi baja, PT Krakatau Steel, melalui sindikasi dengan investor internasional. "Sindikasi tersebut merupakan sindikasi internasional untuk pembiayaan murabaha yang pertama bagi PT Krakatau Steel," kata Wakil Presiden Senior HSBC Amanah Syariah, Mahmoud Abushamma, dihubungi ANTARA News di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan bahwa sindikasi tersebut terdiri dari bank-bank syariah di Mesir, yaitu Faisal Islamic Bank serta bank-bank yang berasal dari Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Menurut Mahmoud, para investor Timur Tengah tersebut sangat tertarik untuk membiayai Krakatau Steel, hal ini terlihat dari dana yang terkumpul dalam sindikasi untuk pembiayaan murabaha itu mencapai hampir 100 juta dolar AS. "Namun, karena kebutuhan PT Krakatau Steel hanya 50 juta dolar AS, maka hanya lima puluh juta dolar AS tersebut yang diberikan," katanya. Ia juga mengatakan bahwa dana tersebut untuk kebutuhan pembelian bahan baku PT Krakatau Steel. Menurut dia, dalam sindikasi tersebut HSBC Amanah Syariah berperan sebagai berperan sebagai Mandated Lead Arranger dan Bookrunner. Sementara itu, kerjasama guna pendanaan kepada PT Krakatau steel oleh sindikasi internasional tersebut menurut dia telah ditandatangani senin (21/5) di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam penandatanganan tersebut dihadiri oleh beberapa anggota Dewan Komisaris dan Direksi Krakatau Steel, serta Atase Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab. Sementara itu hingga saat ini, HSBC Amanah Syariah telah melaksanakan sindikasi internasional Syariah untuk pembiayaan Pertamina sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2004 sebesar 322 juta dolar AS dan 2006 200 juta dolar AS. HSBC syariah juga tengah melakukan ekspansi usaha untuk pembiayaan korporasi besar melalui produk investasi CPO yang akan diluncurkan akhir 2007. "Rencananya sekitar November-Desember. Saat ini masih dalam proses riset pasar dan belum mengajukan ijin ke Bank Indonesia (BI)," kata Wakil Presiden Senior Amanah Syariah HSBC, Mahmoud Abushamma. Abushamma mengatakan, produk investasi tersebut akan ditujukan kepada masyarakat kelas menengah atas yang saat ini belum tergarap optimal oleh perbankan syariah. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007