Pelabuhanratu (ANTARA News) - Kerugian akibat gelombang pasang yang terjadi pada Kamis (17/5) di sepanjang pantai di beberapa daerah di Indonesia telah merusak sarana dan prasarana kelautan milik nelayan sehingga mencapai 25,5 miliar. "Akibat gelombang pasang yang terjadi di daerah pantai Indonesia itu, nelayan mengalami kerugian hingga mencapai Rp25,5 miliar," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi ketika membuka acara semiloka rumpon di Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar, Selasa. Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA, sebanyak 14 provinsi yang terkena gelombang pasang, sehingga menghancurkan 9.000 perahu milik nelayan. Menurut dia, dari 14 daerah yang terkena gelombang pasang, sekitar sembilan provinsi yang terparah kerusakannya, diantaranya Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Lampung dan Bengkulu. Ia mengatakan, saat ini pemerintah sedang mengupayakan untuk memberikan bantuan bagi daerah yang mengalami kerusakan akibat gelombang pasang. "Kerusakan yang dialami nelayan adalah perahu, jaring, tempat pengolahan ikan asin dan lainnya," katanya. Freddy Numberi mengatakan, gelombang pasang yang terjadi beberapa waktu lalu itu tidak dapat terdeteksi, sehingga saat ini Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) akan memperbaiki tata ruang di sepanjang pantai tersebut. Sementara itu, untuk memperbaiki kerusakan akibat gelombang pasang itu, DKP masih menunggu adanya perubahan anggaran dalam APBN karena hingga saat ini pihaknya tidak memiliki dana untuk korban bencana tersebut. Menteri DKP, Freddy Numberi, bersama Gubernur Jabar, Danny Setiawan dan Bupati Sukabumi, Sukmawijaya, membuka seminar itu langsung melakukan dialog dengan para nelayan dari Kabupaten Sukabumi. Dijadwalkan, setelah acara itu, rombongan akan meninjau lokasi kerusakan di Kampung Rawakalong, Desa/Kecamatan Pelabuhanratu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007