Jakarta (ANTARA News) - PT Indofood Sukses Makmur Tbk akan menaikkan harga produknya, seperti mi instan dan terigu, secara bertahap dan untuk tahun ini harga terigu diperkirakan naik 10 persen. "Sampai dengan triwulan I 2007 harga terigu sudah naik empat persen, sisanya yang enam persen lagi akan dilakukan secara bertahap dengan melihat kondisi yang ada," kata Wakil Direktur Utama (Wadirut) Indofood, Franciscus (Franky) Welirang, di Jakarta, Rabu. Franky mengatakan, kenaikan dilakukan secara bertahap agar tidak berdampak kepada pasar. "Dengan naiknya harga terigu tentu berdampak pula pada kenaikan harga mie instan," ujarnya. Untuk tahun ini, Franky memperkirakan, pertumbuhan penjualan terigu dan mie instan sebesar enam persen. Mengenai perkembangan akuisisi 64,4 persen saham Lonsum oleh Indo Agri Resources (anak usaha Indofood) akan diselesaikan pada pertengahan 23007. "Saat ini Indofood masih melakukan due dilligence (paparan terbatas)," kata Dirut Indofood, Anthony Salim. Saat ini, katanya, Indofood masih terikat dengan perjanjian kerahasiaan (confidential agreement) dengan Lonsum. Sehingga tidak bisa memberikan penjelasan secara detil termasuk nilai akuisisi dan sumber pendanaannya. Dalam RUPS Indofood yang berlangsung di Jakarta, Rabu diputuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp31 per saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp31 per saham tahun buku 2006. Total nilai dividen ini mencapai Rp264,38 miliar atau sekitar 39,9 persen dari laba bersih 2006. Anthoni Salim mengatakan, sisa laba bersih 2006 sebesar Rp5 miliar akan digunakan untuk dana cadangan. Sisanya akan dipakai untuk saldo laba yang penggunaannya belum ditentukan. Pada tahun 2006 perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp661,21 miliar atau naik hampir 4 kali lipat dibanding tahun 2005 sebesar Rp124,02 miliar. Kenaikan laba bersih ini seiring dengan naiknya penjualan sebesar ssekitar 16,9 persen menjadi Rp21,94 triliun dibanding tahun 2005 sebesar Rp18,76 triliun. Anthoni menambahkan, pada tahun ini perseroan akan mempercepat penanaman kelapa sawit maupun akuisisi perkebunan kelapa swait. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai target kepemilikan tanaman kelapa sawit seluas 250 ribu hektar pada tahun 2015. "Dalam rangka mencapai target 250 ribu hektar tahun 2015 kita akan mempercepat penanaman kelapa sawit ataupun akuisisi bila memang memungkinkan dan ada kesemoatan," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007