Makassar (ANTARA News) - Kegiatan Open House Gubernur Sulawesi Selatan pada hari ini terkesan lebih spesial dengan kehadiran keluarga Kesultanan Hasanuddin Keturunan Raja Sakti Malaysia di Rumah Jabatan Gubernur di Makassar, Jumat.

Keluarga Kesultanan Hasanuddin yang hadir hari ini itu yakni Datuk Yang Tertinggi Teramat Mulia (DYTTM) Tuanku Raja Anzhar Shah Al Sakti Ibni atau disebut Raja Karameng Sakti dan Datuk Yang Tertinggi Teramat Mulia (DYTTM) Tuanku Raja Wahab Shah Al Sakti.

"Ini sebenarnya pertemuan tidak direncanakan. Saya melihat beliau di media waktu menginap di hotel. Sekarang saya bertemu dengan gubernur Sulsel, ternyata Allah menentukan," kata Datuk Yang Tertinggi Teramat Mulia (DYTTM) Tuanku Raja Anzhar Shah Al Sakti Ibni.

Rombongan keluarga Kesultanan Hasanuddin tiba Sekitar pukul 10.30 Wita. Kedatangan Tuanku Karameng Sakti disambut langsung oleh SYL beserta istri, Ayunsri Harahap.

SYL juga didampingi Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan yang juga menemani santap siang Sang Raja Kesultanan Hasanuddin beserta istri dan anak. Mereka dijamu dengan makanan khas Sulsel sembari dihibur lagu-lagu Melayu.

Dalam pertemuan tersebut, dirinya juga menyanjung SYL sebagai gubernur yang ramah. Dia pun mengundang untuk bertandang ke Kerajaan Kelantan Malaysia.

Tujuan awal kedatangan rombongan berjumlah 15 orang tersebut untuk bersilaturahmi dan mencari leluhur keturunan dari Raja Gowa Sultan Hasanuddin.

"Tujuan Tuanku datang untuk menengok keturunan di seluruh Nusantara dan menjalin silaturrahmi sesama keturunan," ungkap Rizwan, anak kedua raja.

Keluarga raja ini menyatakan pertama kali berkunjung ke Makassar dimana sebelumnya ke Filipina, Thailand dan kemudian ke Aceh.

Sang raja menutup kunjungan dengan menyanyikan lagu melayu bersama gubernur Sulsel. SYL juga menyanjung dengan mengatakan bahwa raja ini bernyanyi dengan bagus.

"Dari semua Negara Bagian Kelantan, beliau Raja Agung Malaysia. Tapi, ternyata beliau menyanyi bagus sekali. Mewakili Sulsel, saya mengucapkan terima kasih dan berharap kita tidak ada jarak. Sebab dunia akan datang ada di tangan Asia Tenggara, ada di tangan Malaysia dan Indonesia," tutup SYL.

Pewarta: Abd Kadir
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017