London (ANTARA News) - Tim Pelajar DKI Jakarta berhasil meraih tempat terbaik ketiga dalam "the 2nd International Olympiad of Metropolises" yang diikuti sekitar 400 peserta dari 36 kota di dunia, 26 negara di Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Latin di Moskow yang berlangsung 4-9 September.

Sekretaris Pertama Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana kepada Antara London pada Minggu mengatakan, Tim Pelajar DKI Jakarta menempati posisi ketiga bersama peserta dari Istanbul, Budapest, Zagreb, Chengdu, Leipzig dan Riga.

Posisi pertama diraih oleh Moskow, Hong Kong dan Shanghai. Sedangkan posisi kedua ditempati St Petersburg, Krakow, Minsk, Sofia dan Belgrade.

Ketua tim yang juga pendamping Tim Pelajar DKI Jakarta Muhamad Husin saat bertemu Dubes Federasi Rusia untuk Indonesia merangkap Republik Belarus, M Wahid Supriyadi di Moskow, Sabtu (9/9) mengatakan, banyak pengalaman berharga diperoleh para pelajar.

Mereka dapat berfikir kritis, seperti keberanian berdebat dengan juri saat moderasi karena nilai yang diberikan dianggap keliru. Selain itu, makna Olimpiade sangat menarik, yaitu setiap peserta bukanlah musuh, tetapi teman di masa depan.

Dubes Wahid menyampaikan kehadiran Tim Pelajar DKI Jakarta tidak hanya membawa nama baik Jakarta, tetapi juga Indonesia. Apa yang dilakukan pelajar juga bagian dari diplomasi karena diplomasi tidak hanya dilakukan diplomat.

Tim Pelajar DKI Jakarta terdiri atas delapan peserta berasal dari berbagai sekolah di Jakarta, yaitu SMAK 5 BPK Penabur, SMA Negeri 8, SMANU MH Thamrin, SMA Kolese Kanisius dan SMA Santa Ursula.

Suhu udara di Moskow yang agak dingin di musim gugur ini rata-rata 15 derajat Celsius tidak menghalangi semangat mereka untuk berlomba. Hebatnya, semuanya mendapat medali, 2 perak dan 6 perunggu.

Medali perak dipersembahkan Jason Jovi Brata untuk kategori fisika dan Rendy Wijaya untuk kimia. Sementara medali perunggu dipersembahkan Prawira Satya Darma (fisika), Filbert Fedinand dan Kristoforus Jason (matematika), Muhammad Ariqsyah Indra (kimia), Inigo Ramli dan Rania Rusdy (informatika).

"Banyak peserta yang sudah memiliki pengalaman di berbagai olimpiade sehingga mereka terlihat siap berlomba. "Kita perlu persiapan yang lebih banyak lagi untuk lomba seperti ini dimasa mendatang," ujar Inigo Ramli, peserta Tim Pelajar DKI Jakarta," katanya.

DKI Jakarta satu-satunya wakil dari Asia Tenggara. Kota-kota lain peserta olimpiade antara lain Abu-Dhabi, Almaty, Astana, Baku, Banja Luka, Belgrade, Bishkek, Bratislava, Budapest, Wina, Gaborone, Hanover, Hong Kong, Zagreb, Jerusalem, Krakow, Leipzig dan Lima.

Luoyang, Milan, Minsk, Moskow, New-Delhi, Beijing, Riga, Roma, St. Petersburg, Sofia, Istanbul, Tallinn, Tel-Aviv, Helsinki, Chengdu dan Shanghai.

Hubungan dan kerja sama antara Jakarta dan Moskow berkembang dengan baik, tidak hanya antara Istana Merdeka dengan Kremlin, tetapi juga antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Kota Moskow.

Jakarta dan Moskow telah memiliki kerja sama antarprovinsi (sister province). Pada awal Agustus 2017 lalu dalam kunjungan ke Moskow, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin menandatangani memorandum kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Kota Moskow Periode 2017-2019.

Selain pertemuan dengan Dubes di KBRI Moskow, Tim Pelajar DKI Jakarta berbaur dengan masyarakat dan diaspora Indonesia di Rusia pada saat bersamaan diadakan perkenalan pejabat baru KBRI Moskow, pertemuan dengan diaspora Indonesia dan sekaligus pembubaran panitia Festival Indonesia 2017.

Hampir seminggu berada di Moskow, kerinduan Tim Pelajar DKI Jakarta terhadap masakan Indonesia terpenuhi dengan adanya sajian hidangan makan siang, seperti soto ayam dan sate. Mereka menyaksikan kepiawaian orang Rusia dalam membawakan tarian-tarian daerah Indonesia.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017