Moskow (ANTARA News) - Indonesia, China dan sejumlah negara lainnya telah menyatakan minat mereka terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terapung Rusia, kata seorang pejabat Rusia, Rabu. "Sekitar 20 negara, termasuk Indonesia dan China, telah menunjukkan minat mereka atas pembangkit listrik tenaga nuklir terapung," kata Sergei Krysov, deputi direktur Rosenergoatom, perusahaan milik Negara yang membidangi pembagkit tenaga nuklir, kepada Ria Novosti. Pada April lalu, Rusia telah meletakkan batu pertama bagi pembangunan PLTN terapung pertama di sebelah utara kota Severodvinsk dan diharapkan akan dibangun enam pembangkit lainnya dalam dekade ini. Menurutnya, China mengatakan akan membeli suatu fasilitas atau secara bersama-sama membangun pembangkit terapung dengan Rusia setelah unit pertama selesai dikerjakan pada tahun 2010. "Kami berharap agar Negara-negara barat siap untuk kontrak-kontrak dan kerjasama dalam proyek PLTN terapung ini setelah prototipenya selesai," jelas Krysov. Disebutkannya, PLTN terapung diharapkan dapat digunakan secara luas pada wilayah-wilayah yang mengalami kekurangan energi serta untuk membantu penyelesaian proyek-proyek yang membutuhkan pasokan energi mandiri, seiring dengan minimnya pembangunan pembangkit konvensional. Delegasi dari Rosonergoatom akan mengunjungi Cape Verde pada 5-9 juni untuk berbicara dengan pejabat dari Negara-negara Afrika mengenai PLTN terapung ini. "Cape Verde memiliki kebutuhan yang besar atas energi listrik dan juga kebutuhan atas air bersih, yang menjadi kebutuhan utama. Sebuah PLTN terapung, baik yang dapat memproduksi listrik maupun air bersih, akan menjadi solusi sempurna bagi kepemimpinan Cape Verde," kata Krysov. Ia mengemukakan pembangkit kedua dapat dibangun didekat Pulau Russky di wilayah Primorye - Timur Jauh Rusia, pada 2011, yang akan menjadi tuan rumah bagi pertemuan APEC pada Agustus 2012 nanti. Akan tetapi Krysov juga menambahkan bahwa pembangkit tenaga nuklir terapung ini dapat juga ditempatkan di Peveka ( timur laut Chukotka) jika pertemuan tersebut tidak jadi diselenggarakan di Rusky. PLTN terapung pertama ini akan memiliki kapasitas sekitar 70 MW listrik dan 300 MW tenaga panas. "Pembangkit ini memiliki beberapa lapis perlindungan, yang berarti akan lebih aman dibandingkan pembangkit serupa yang dibangun di daratan," ujar Sergei Kiriyenko, kepala Badan Tenaga Nuklir Federal, ketika berbicara pada upacara peluncuran PLTN terapung pertama di dunia. Pembangkit tersebut akan dibangun di galangan Seymash, pusat dari pabrikan kapal bertenaga nuklir Rusia, di Severodvinsk, wilayah Arkhangelsk. Ia merujuk kepada tragedi menyedihkan dari kapal selam nuklir `Kursk` yang tenggelam di laut Barent pada 2000 lalu. Ledakan yang kuat merusak kapal dan memenuhinya dengan air. Akan tetapi reaktor nuklir yang selamat dari tekanan dan putusnya aliran tenaga secara otomatis, patut dikecualikan dari sistem keamanannya. Setelah kapal selam ini diangkat ke permukaan, para ahli menemukan reaktor nuklir yang tidak rusak dan siap dioperasikan kembali. Ada lebih dari sebuah tes yang menghancurkan dan meyakinkan dibandingkan situasi ekstrim yang dialami. Unit semacam ini, yang telah bertahun-tahun bekerja keras bagi kapal-kapal angkatan laut dan kapal pemecah es, akan segera digunakan pada PLTN terapung. Pembangkit semacam ini akan diberi nama `Akademik Lomonosov` merujuk pada mahasiswa Rusia dan seorang ilmuwan bernama Mikhail Lomonosov (1711-1765). Pembangunan konstruksinya direncanakan selesai pada 2010. Sebuah kapal akan menaruh jangkar di laut putih, dekat Sevmash. Pembangkit ini sendiri akan memasok tenaga listrik bagi kebutuhan penduduk dan produksi di Sevmash. Proyek ini diperkirakan memakan biaya 200 juta dolar, tetapi diperkirakan balik modal dalam tujuh tahun dengan masa tugas mencapai 38 tahun. Proyek yang satu ini, jelas Kiriyenko, adalah sebuah pilot project. Kemudian, pembangkit-pembangkit semacam ini akan lebih murah dan cepat untuk dibangun, dimana masa konstruksinya hanya akan menghabiskan tiga tahun. Pembangkit terbaru terlihat mirip dengan sepupunya yang dibangun di daratan, dan berkekuatan 1/15 kali dari saudaranya itu. Tenaga sebesar 70 MW yang dihasilkan akan membantu pembangunan infrastruktur di Sevmash, yang telah menginvestasikan dana sebesar 20 juta dolar bagi proyek ini, dan akan menjual seperlima dari listriknya untuk pihak lain. PLTN terapung memiliki prospek yang sangat menarik. Ini adalah mimpi dari wilayah-wilayah yang haus akan energi dan tempat dimana perusahaan-perusahaan industri besar membutuhkan pasokan tenaga yang tidak mudah padam ketika sumber energi terpusat tidak ada di wilayah tersebut. Dibangun di galangan kapal, pembangkit terapung ini ditarik menuju tempat operasionalnya. Pada 2015 nanti, Rusia sendiri merencanakan akan membangun tujuh pembangkit terapung untuk memenuhi kebutuhan domestik. Wilayah-wilayah yang mendapatkan prioritas utama adalah Chukotka, Kamchatka, Yakutia dan Taimyr, di timur jauh dan Siberia Ini adalah keajaiban dari teknologi terbaru Rusia karena sifatnya yang sangat mudah dipindah-pindahkan serta kemampuannya untuk beradaptasi di semua wilayah pantai yang menarik perhatian semua negara-negara maritim dan kepulauan. Menurut Badan Tenaga Nuklir Federal, 12 negara telah menyatakan ketertarikannya, termasuk Indonesia, Malaysia dan Cina. Pembangkit yang dibangun di Severodvinsk juga akan berfungsi sebagai model yang akan dikunjungi dan dinilai oleh para eksportir. Lantas, bagaimana operasional dari pembangkit ini? Sebuah lokasi yang tepat akan dipilih, biasanya di perairan pantai, dekat dengan wilayah yang akan dipasok oleh listrik yang dihasilkan pembangkit ini (kota, desa, kawasan industri). Kemudian, pembangkit terapung akan ditarik oleh kapal menuju lokasi. Membawa dua reaktor dan memiliki tempat bekerja dan akomodasi yang cukup luas. Infrastruktur minimum dibangun terlebih dahulu di lokasi lepas pantai, lengkap dengan unit-unit transformernya, pompa, dsb. Pembangkit akan mampu memasok kebutuhan listrik sebuah kota dengan penduduk sekitar 200.000 jiwa. Ketika dikonversikan bagi usaha destilasi air laut, maka pembangkit ini akan mampu menghasilkan 240.000 meter kubik air minum perhari. Pembangkit terapung ini dapat menghemat 200.000 ton batu bara dan 100.000 ton minyak per tahun. Pusat Nuklir di Rusia akan memberikan dukungan atas siklus perawatan nuklirnya. Semua detil dari fasilitas nuklir ini ditangani dengan baik bagaikan meneliti sebuah garam. Kritik dari proyek ini, sebagai contoh, menyebutkan bahwa pembangkit terapung akan menghancurkan lingkungan jika terjadi bencana alam. Tapi, lokasi yang dipilih harus melalui proses monitoring yang ketat, melalui pengamatan yang cermat `tidak ada yang akan buang sauh pada wilayah yang rawan tsunami. Tidak akan ada Chernobyl terapung,` tegas Kiriyenko. "Jaminannya adalah keahlian yang luar biasa dari armada pembuat kapal pemecah es Rusia dengan 7.000 reaktor per tahun." Para perancang pembangkit terapung ini mengatakan bahwa filosofi yang terkandung dalam desainnya menekankan pada ketergantungan yang besar dan kebebasan dari efek radioaktif pada lingkungan. Ketika pembangkit ini buang sauh di semua tempat di dunia, maka tetap akan menjaga lingkungannya bebas polusi. Serangan teroris juga telah dipertimbangkan. Peralatan dan teknologi termutakhir telah dicangkokkan untuk mencegah akses yang tak berwenang atas material-material nuklir di atas kapal. Para pegawai diidentifikasi melalui sidik jari dan analisis retina mata. Pembangkit ini juga dilindungi dari serangan bawah air. Keamanan yang ketat atas serangan eksternal. Bahkan, pesawat yang menabrakkan diri pada pembangkit ini pun tidak akan mempunyai kesempatan menghancurkan reaktornya. Penting untuk diingat bahwa Rusia akan menjual pembangkit penghasil listrik saja, tidak termasuk kapalnya. Ini akan memecahkan semua isu yang berkaitan dengan perkembangan teknologi nuklir. PLTN terapung yang telah mengibarkan bendera Rusia akan segera berlayar menuju Negara yang telah menandatangani kontrak, melepas sauh di tempat yang tepat dan bekerja dengan teknisi lokal. Kemudian reaktornya dinyalakan, dan pelanggan akan mendapatkan pasokan listrik.

Copyright © ANTARA 2007