Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Fahmi Idris mendatangi kediaman mantan Presiden Soeharto, Jumat( 8/6), untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun sekaligus membawa pulang hadiah yang diberikan penguasa Orde Baru itu. Hadiah tersebut berupa empat buku Soeharto "The Life and Legacy of Indonesia`s Second President", "HM Soeharto Membangun Citra Islam", "Soeharto Hati Nurani Berbicara" dan "Soeharto, Habis Manis Sepah Dibuang", yang ditandatangani langsung oleh mantan orang nomor satu ini. Fahmi Idris mendatangi rumah Soeharto di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 09.30 WIB dan berada di sana sekitar satu jam. "Pak Harto yang langsung mendatangani, nih lihat," katanya. Menurut dia, Pak Harto memberinya buku karena mengetahui kegemarannya, yaitu membaca. Fahmi pun mengaku senang dengan buku yang dibawanya pulang ini. Selain itu, Fahmi juga mengatakan Pak Harto dalam kondisi yang sehat diulang tahunnya ke 86, meski telah pikun. "Pak Harto tanya sekarang tanggal berapa, bulan apa dan tahun berapa. Tetapi sepertinya beliau masih mengenali saya, karena sebelumnya saya sering shalat Jumat di Cendana. Beliau mengenakan baju koko warna putih saat menenui saya," katanya. Sementara itu, berdasarkan pengamatan ANTARA, suasana di kediaman Pak Harto tempak sepi, hanya tampak sejumlah tamu yang datang dan mobil-mobil pengantar bunga berlalu lalang memasuki halaman rumah ber cat hijau itu. Tampak puluhan wartawan telah berjaga-jaga sejak pagi hari untuk mengabadikan momen peringatan ulang tahun mantan Presiden Indonesia ini. Namun, tidak nampak adanya peningkatan pengamanan dari petugas. Mantan Presiden Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta. Pada 22 Januari 1967, Presiden Soekarno mengalihkan kekuasaan kepada Soeharto dan tanggal 27 Maret 1968, Soeharto dilantik menjadi presiden yang kemudian awal Juni dilakukan pembentukan Kabinet Pembangunan I. Tanggal 11 Maret 1998, Soeharto diangkat sebagai presiden untuk ketujuh kalinya dan BJ Habibie sebagai wakil presidennya. Namun, setelah 12 Mei terjadi tragedi Trisakti, empat mahasiswa tertembak, 13-15 Mei Jakarta rusuh, akhir Mei tepatnya tanggal 21 Mei, Soeharto berhenti sebagai presiden dan digantikan Habibie. (*)

Copyright © ANTARA 2007