Semarang (ANTARA News) - Sejumlah 230 penderita demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Tengah selama Januari-Mei 2007 meninggal dunia sehingga masyarakat diminta mewasadai penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk "aedes aegypti" itu. "Jumlah penderita penyakit DBD yang meninggal selama Januari-Mei 2007 lebih banyak dibandingkan Januari-Mei 2006 yang hanya 217 orang sehingga masyarakat harus waspada," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, dr. Hartanto, di Semarang, Jumat. Tren kasus penderita penyakit DBD di Jateng setiap bulan cenderung fluktuatif, yakni Januari 2007 sebanyak 2.063 kasus, Februari 2007 (3.514 kasus), Maret 2007 (2.241 kasus), April 2007 (1.936 kasus), dan Mei 2007 (962 kasus). Meskipun kasus DBD di Jateng setiap bulan fluktuatif, katanya, jika dilihat dari total jumlah kematian penderita pada Januari-Mei 2007 cenderung meningkat dibandingkan Januari-Mei 2006 sehingga patut menjadi perhatian semua pihak. "Masyakarat tak boleh lengah mewaspadai penyakit DBD, karena DBD tak mengenal musim. Serangan penyakit DBD bisa terjadi pada musim hujan dan kemarau. Masyarakat harus hati-hati," katanya. Langkah paling efektif untuk mengatasi serangan penyakit DBD, katanya, melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M, yakni membersihkan, menutup, dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi sarang jentik nyamuk. Tanpa ada kesadaran dari masyarakat untuk menggerakkan PSN di lingkungannya masing-masing, katanya, pemberantasan penyakit DBD yang cenderung merebak setiap tahun tidak bakal bisa diatasi. Hartanto mengatakan, hampir semua kabupaten/kota di Jateng kini telah terjangkiti penyakit DBD, karena penyakit ini tidak mengenal batas wilayah. "Kita telah meminta jajaran kesehatan di daerah untuk memantau serius penyakit ini," katanya. Gerakan PSN dilakukan mulai dari rumah tangga secara kontinu, serentak, dan berkesinambungan. Jika di rumah terdapat jentik nyamuk aedes aegypti berarti keluarga dan tetangga terancam penularan penyakit DBD. Nyamuk ini mempunyai perilaku hidup sehat di tempat air jernih yang akan berkembangbiak dalam kurun waktu 7 hari-10 hari, jika tak dibersihkan akan terjadi peningkatan jumlah nyamuk dan jika ada kasus infektif DBD akant cepat menyebar. Pemberantasan penyakit DBD sangat dipengaruhi partisipasi kalangan masyarakat untuk menghentikan penularan nyamuk aedes aegypti melalui gerakan massal yang berkelanjutan minimal seminggu sekali, katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007