Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menghambat rencana PT Kereta Api (KA) untuk menaikkan tarif ekonomi moda transportasi itu rata-rata sebesar 45 persen. "Pemerintah dalam posisi memberi syarat kepada PT KA agar sebelum hal itu disetujui, harus memenuhi persyaratan antara lain ada peningkatan pelayanan yang signifikan dan penumpang yang tak mampu tetap terangkut," kata Menteri Perhubungan, Jusman Syafii Djamal, kepada pers di sela Inspeksi Kesiapan Serpong Line, Tanah Abang-Serpong di Jakarta, Rabu. Peningkatan pelayanan yang dimaksud, kata Jusman, misalnya untuk Kereta Rel Listrik (KRL) kelas ekonomi di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) semuanya harus ber-AC dan semua stasiunnya harus steril dari ketidaknyamanan seperti gelandangan dan pengemis, pedagang asongan dan lainnya. Kemudian, lanjut Jusman, ada permintaan yang signifikan, misalnya penumpang KRL Jabodetabek menjadi jauh lebih meningkat dari kondisi saat ini yang hanya 500-600 orang ribu per hari. "Karena itu, kapan kenaikan tarif itu disetujui ya tergantung sampai kapan PT KA mampu mempersiapkan diri untuk meningkatkan pelayanan ini. Jadi, bisa akhir tahun ini atau tahun depan," kata Jusman. Menanggapi hal itu, Dirut PT KA, Ronny Wahyudi dalam kesempatan itu berharap pemerintah mau menaikkan tarif ekonomi PT KA. "Harapan kami, tarif bisa dinaikkan pada akhir tahun ini," kata Ronny. Usulan kenaikan tarif tersebut, kata Ronny, prinsipnya untuk meningkatkan pelayanan PT KA, khususnya untuk ekspansi pengadaan gerbong-gerbong baru dan lokomotif baru. "Bagaimana mungkin, kami bertahan dengan tarif yang 70-80 persen di bawah biaya produksi. Sementara, jika mengharapkan dana Public Service Obligation (PSO) keluarnya tidak jelas, entah kapan," kata Ronny. Ronny juga mengaku, usulan tersebut sangat relevan karena tarif KA sudah bertahan dalam empat tahun ini. Orang nomor satu di PT KA ini juga merinci, usulan kenaikan sebesar itu sudah disampaikan sejak tahun lalu dan sempat disosialisasikan ke pihak terkait, termasuk DPR. "Kenaikan tarif untuk kelas ekonomi KA jarak jauh hanya sekitar 20-30 persen. Jadi, misalnya yang sebelumnya Rp2000 menjadi Rp2.500," katanya. Sementara untuk Jabodetabek, katanya, kenaikannya signifikan yakni 45 persen sehingga dari tarif KRL ekonomi saat ini sebesar Rp1.500 untuk Jakarta-Bekasi akan naik menjadi Rp4000-5000 dengan kompensasi, penumpang dijamin nyaman karena meski kelas ekonomi tapi ber-AC. Kemudian, untuk kenyamanan di stasiun, tambahnya, pihaknya menargetkan hingga akhir tahun ini seluruh stasiun di Jabotabek akan steril hingga di peron pada masing-masing stasiun. Selain, itu sistim tiket akan berubah dari kondisi seperti sekarang menjadi elektronik, kecuali untuk Stasiun Bekasi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007