Gorontalo (ANTARA News) - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) meminta agar masyarakat mendukung program nuklir di Indonesia dan menjamin keselamatan penggunaan sumber energi yang menuai protes dari sejumlah kalangan pemerhati lingkungan tersebut. "Tidak ada teknologi yang tidak beresiko, demikian pula nuklir. Tapi kita tidak lantas menganggapi teknologi ini dengan negatif, karena Indonesia butuh cadangan energi yang cukup besar untuk kedepannya," kata Kepala Bapeten, Sukarman Aminjoyo, saat mensosialisasikan fungsi Bapeten, di Gorontalo, Kamis. Menurut dia, hingga saat ini pemerintah Indonesia tak pernah berniat menggunakan teknologi nuklir untuk kepentingan persenjataan, namun hanya menerapkannya di bidang industri, kesehatan serta penelitian. Ia menambahkan, meskipun trauma masyarakat terhadap sejumlah kasus seperti bom atom di Hiroshima dan Nagasaki serta kasus Chernobyl masih ada, namun pada kenyataannya teknologi yang dianggap sebagai tenaga pemusnah massal tersebut telah memberi manfaat bagi Indonesia selama bertahun-tahun. Kontribusi nyata tersebut, menurut dia, tampak dalam berbagai bidang seperti teknologi radiasi untuk keperluan industri, terutama untuk memeriksa volume produk minuman dalam kemasan, ketebalan kertas, kualitas pipa. Sinar radiasi itu juga diaplikasikan sebagai teknik perunut, diagnosa proses industri, analisa komposisi serta uji bahan tak rusak. "Kami badan yang independen. Jadi jika terdapat masalah dalam penggunaan nuklir, Bapeten akan bertanggungjawab terhadap hal itu," ujarnya. Tak hanya itu, lanjutnya, pihaknya pun telah mengembangkan teknologi yang lebih canggih dengan securiti berlapis untuk menjamin keselamatan penggunaan nuklir di Indonesia. Ia mengungkapkan, di berbagai belahan dunia, tenaga nuklir telah dan akan menjadi alternatif penting dalam menyediakan tenaga listrik tanpa menghasilkan gas rumah kaca, sehingga mengurangi efek rumah kaca di Bumi. Lebih lanjut ia mengemukakan, Bapeten merupakan pihak yang diberikan wewenang dan tanggung jawab oleh pemerintah dalam melakukan pengawasan untuk meminimalisasi resiko, yang melengkapi fungsi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dalam meningkatkan manfaat nuklir.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007