Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (ANTARA News) - PBB pada Selasa meminta koalisi pimpinan Arab Saudi mencabut blokade yang menghalangi pengiriman bantuan ke Yaman, tempat sekitar tujuh juta orang menghadapi risiko kelaparan.

"Blokade pelabuhan, bandara, rute darat memberi dampak yang sangat negatif terhadap situasi yang sudah memilukan," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

"Semua pihak yang terlibat dalam konflik harus mengizinkan dan memfasilitasi akses kemanusiaan yang aman, cepat, tanpa hambatan bagi semua orang yang membutuhkan, melalui seluruh pelabuhan dan bandara," katanya sebagaimana dikutip AFP.

Pasokan bantuan sudah diblokir sejak koalisi menutup perbatasan Yaman pada Senin untuk menanggapi serangan rudal dari pemberontak Houthi Yaman yang dicegat di dekat bandara Riyadh.

Dua pesawat bantuan kemanusiaan PBB yang menuju Yaman sudah ditahan sejak Senin.

PBB memasukkan Yaman sebagai negara dengan krisis kemanusiaan nomor satu dunia, dengan 17 juta warga Yaman membutuhkan makanan, tujuh juta di antaranya berisiko kelaparan dan kolera yang menyebabkan lebih dari 2.000 kematian.

Dewan Keamanan dijadwalkan membahas krisis kemanusiaan di Yaman pada Rabu menyusul permintaan dari Swedia, yang menyatakan khawatir situasinya semakin memburuk.

Kepala bantuan PBB Mark Lowcock akan menyampaikan keterangan kepada Dewan Keamanan mengenai hasil kunjungannya ke Yaman. PBB sudah mengontak para pejabat Arab Saudi di New York dan Riyadh menurut pejabat badan dunia itu.


Memperburuk


Di Jenewa, juru bicara kantor PBB untuk urusan kemanusiaan menyampaikan permohonan mendesak untuk menjaga aliran bantuan ke Yaman.

"Kalau saluran-saluran ini, garis hidup ini, tidak dibiarkan terbuka maka ini akan makin menambah penderitaan orang-orang yang sudah berada dalam... krisis kemanusiaan terburuk di dunia," kata Jens Laerke.

"Bahan bakar, makanan dan obat impor harus terus masuk ke negara itu," kata Laerke. "Ini merupakan masalah akses dalam dimensi kolosal."

Koalisi meminta PBB memindahkan kapal-kapalnya dari pelabuhan Hodeidah, pusat penting untuk pengiriman bantuan, menurut para pejabat PBB.

Akibat penutupan perbatasan, harga bahan bakar naik sampai 60 persen dan harga gas untuk memasak mengganda menurut Laerke.

"Guncangan lebih lanjut pada impor makanan dan bahan bakar bisa membalikkan keberhasilan baru-baru ini dalam memitigasi ancaman kelaparan," Dujarric memperingatkan.

Koalisi militer pimpinan Arab Saudi mengintervensi Yaman pada Maret 2015 untuk mendukung Presiden Abedrabbo Mansour Hadi setelah Houthi memaksa dia ke pengasingan.

Bulan lalu PBB memasukkan koalisi ke daftar hitam karena menewaskan dan menjadikan cacat 683 anak selama konflik tahun lalu dan melancarkan 38 serangan terverifikasi ke rumah sakit dan sekolah.

Kantor hak asasi manusia PBB menyatakan 5.295 warga sipil telah tewas sejak serangan koalisi di Yaman bermula dan 8.873 lainnya terluka. (kn)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017