Banda Aceh, (ANTARA News) - Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) menyatakan evakuasi kawanan paus di Pantai Ujung Kareung, Gampong Durung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, sudah dilakukan maksimal.

"Evakuasi sudah dilakukan maksimal. Enam dari 10 ekor paus yang terdampar tersebut berhasil dievakuasi. Sedangkan empat lainnya akhirnya mati di bibir pantai," kata Kepala Pangkalan Pengawasan Sumber daya Kelautan dan Perikanan KKP Lampulo Basri di Aceh Besar, Selasa.

Sebelumnya, kawanan paus terdiri 10 ekor terdampar di perairan pantai Ujung Kareung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Senin (13/11) sekitar pukul 10.10 WIB. Lokasi terdamparnya hanya beberapa meter dari pantai.

Basri mengatakan, evakuasi kawanan paus tersebut dilakukan sepanjang Senin (13/11) hingga Selasa (14/11) dini hari. Evakuasi melibatkan kapal KKP, Pelindo Malahayati, dan Angkatan Laut.

Namun, kata dia, proses evakuasi terkendala dangkalnya perairan Pantai Ujung Kareung, sehingga peralatan yang ada di kapal untuk evakuasi tidak bisa optimal. Begitu juga peralatan pendukung lainnya, tidak bisa digunakan.

Kendala lainnya juga datang dari kawanan paus tersebut. Ada beberapa paus yang berhasil dievakuasi, namun kembali lagi ke kawanannya di bibir pantai, kata Basri menyebutkan.

Basri yang juga kepala tim evakuasi kawanan paus di Pantai Ujung Kareung menyebutkan, semua paus yang selamat akhirnya evakuasi ke perairan dalam sekitar pukul dua dini hari.

"Semula, yang dievakuasi ke perairan dalam ada enam ekor. Tiga ekor mati di bibir pantai. Seekor lagi sempat dievakuasi ke perairan dalam, namun kembali ke bibir pantai hingga akhirnya ditemukan mati," kata Basri.

Menyangkut kawanan paus yang berhasil dievakuasi ke perairan dalam, Basri menyebutkan pihaknya terus memantau pergerakan hewan mamalia tersebut hingga dipastikan sudah berada di perairan samudra.

"Ada kapal yang ditugaskan untuk memantau dan memastikan kawanan paus tersebut berada di laut dalam, sehingga ke enam paus jenis sperma itu tidak kembali lagi," pungkas Basri.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017