Jakarta (ANTARA News) - Indonesia berharap kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Australia atau Indonesia-Australia Comprehensice Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) lebih dulu mencapai kesepakatan daripada ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANFTA).


Demikian disampaikan Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Harjanto.

“Kita berharap dengan ambisi percepatan liberalisasi dibandingkan AANFTA, maka tercapai pula ketersedian dan kemudahan bahan baku, teknologi, investasi serta pasar domestik dan ASEAN,” kata Harjanto kepada Antaranews di Jakarta, Jumat.

Dengan demikian, lanjut Harjanto, hal tersebut bisa menjadi insentif investasi Australia ke Indonesia, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Harjanto berharap, kemitraan tersebut dapat mempermudah akses pasar Indonesia di Australia, terutama untuk beberapa produk unggulan dalam negeri ke negeri kanguru itu.

“Hal itu tentunya juga perlu dibarengi dengan adanya kemudahan bagi eksportir produk dalam negeri seperti produk otomotif, tekstil dan produk tekstil, consumer goods dan produk kimia mendapatkan market access yang lebih baik,” papar Harjanto.

IA-CEPA diharapkan menjadi titik kebangkitan hubungan ekonomi Australia dan Indonesia. Jika disepakati, IA-CEPA akan menjadi perjanjian dagang dan investasi bilateral kedua yang dinegosiasi Indonesia dengan sukses setelah perjanjian dengan Jepang di tahun 2008.


Sejauh ini, total perdagangan bilateral Indonesia dan Australia di tahun 2016 mencapai US$ 8,5 miliar. Di mana Indonesia mengalami defisit perdagangan sebesar 2,1 miliar dollar AS lewat ekspor sebesar 3,2 miliar dollar AS dan impor sebesar 5,3 miliar dollar AS.


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017