Sambas (ANTARA News) - Para petani di Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar) mengeluh sulit mendapat pupuk jenis Urea dan SP-36, sehingga mereka mesti membeli dari para tengkulak dengan harga mahal. "Kami terpaksa membeli pupuk ke tengkulak dengan harga dua kali lipat dari semestinya. Pembelian pupuk dengan cara menukar padi 150 kilogram atau seharga Rp300 ribu untuk dua jenis pupuk itu. Padahal harga normal dua jenis pupuk paling tinggi hanya Rp90 ribu/50 kilogram jenis pupuk urea dan Rp60 ribu untuk SP-36," kata seorang petani, Ismail, 50, Senin. Akibat sulitnya mendapatkan dua jenis pupuk tersebut, hasil panen padi satu hektar milik Ismail hanya mencapai 1,8 ton. Padahal jika dalam kondisi normal bisa mencapai tiga ton. "Kebanyakan dari kami tidak mampu beli pupuk karena mahal, sementara pupuk subsidi tidak pernah sampai ke petani," jelasnya. Hal senada juga diakui oleh Darwin (45), petani dari di Desa Pipitteja, Kecamatan Teluk Keramat, yang mengatakan kalaupun ada pupuk rata-rata sudah diborong oleh para tengkulak sehingga petani tidak mendapatkan bagiannya. "Kami membutuhkan pupuk subsidi pemerintah yang dapat dibeli di pasar atau koperasi yang dikelola oleh kelompok tani," ujarnya. Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Pertanian dan Peternakan, Kecamatan Teluk Keramat, Kurnia Tatang, mengatakan saat ini pupuk sebenarnya tidak dalam keadaan langka. Namun yang menjadi permasalahan, masa tanam petani yang tidak bersamaan sehingga saat diperlukan, pupuk belum datang. "Memang sering terjadi keterlambatan pengiriman pupuk SP-36. Saat ini saja pupuk itu masih tidak tersedia di pasaran maupun di koperasi," ujarnya. Ia juga membantah tidak adanya pasokan pupuk subsidi di lingkungannya, karena permainan pihak tertentu dan hanya diberikan oleh kelompok tani tertentu. Adanya penambahan harga pupuk, menurut ia, karena untuk ongkos angkut kendaraan yang cukup jauh dan hanya naik Rp200/kilogram pupuk. Menurut dia, selama ini pemilik kios diperbolehkan membeli pupuk dapat melampirkan nama maupun jumlah petani yang memesan pupuk. Dari data yang ada, luas lahan pertanian padi di Kecamatan Teluk Keramat mencapai 11.500 hektar yang terbagi 160 kelompok tani. Setiap satu kelompok tani beranggotakan 30 orang, namun masih banyak petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani. "Mungkin saja yang kesulitan mendapat pupuk bersubsidi itu petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani," kata Tatang. Untuk Tahun ini Kecamatan Teluk Keramat mendapatkan bantuan benih padi unggul jenis Ciherang untuk lahan seluas 900 hektar. Dan sudah tertanam sekitar 60 persen. Sasaran ke depan, menurut ia, setiap satu hektar lahan padi bisa menghasilkan 3,5 ton/hektar, sementara saat ini baru mampu 2,91 ton/hektar. "Mudah-mudahan dengan bantuan benih padi unggul, hasil yang didapat petani akan meningkat," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007