Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Senin ditutup naik 0,28 persen, terangkat penguatan bursa regional untuk mencatat rekor tertinggi ke-24 pada 2007. IHSG ditutup naik 5,853 poin menjadi 2.126,493 memperbarui rekor yang dibuat pada 15 Juni 2007 di 2.120,639 dan indeks LQ45 menguat 1,264 poin atau 0,29 persen ke level 441,506. Analis Riset PT BNI Securities, Fendi Susianto, kepada ANTARA News, Senin, mengatakan bahwa penguatan indeks dipengaruhi oleh penguatan dari bursa regional. "Menguatnya bursa Tokyo dan Hang Seng berpengaruh besar terhadap perdagangan saham di BEJ," kata Fendi. Namun, dia mengungkapkan bahwa pasar juga mengalami tekanan di pertengahan perdagangan karena aksi "profit taking" (ambil untung) terhadap saham unggulan yang pada pekan lalu mengalami kenaikan cukup tinggi. "Investor melakukan aksi ambil untung, namun melihat regional positif mereka kembali `hunting`, sehingga indeks naik di akhir sesi," tambahnya. Fendi juga mengatakan, sentimen negatif dari kenaikan Pungutan Ekspor (PE) CPO juga menekan harga saham sektor perkebunan. "Akan diberlakukannya PE ekspor CPO telah menekan perkebunan, termasuk saham Sampoerna Agro (SGRO) yang hanya naik tipis," jelasnya. Saham yang naik pada perdagangan Senin ini telah mendominasi pasar sebanyak 105 jenis dibanding yang turun 88 dan 52 bergerak mendatar. Volume perdagangan mencapai 5,112 miliar saham dengan nilai transaksi Rp4,204 triliun. Kenaikan indeks dipimpin oleh saham baru seperti Samporna Agro (SGRO), serta saham lapis kedua Agis (TMPI), Mitra Investindo (MITI), Central Proteinaprima (CPRO) dan Bumi Resources (BUMI). Saham SGRO dalam perdagangan perdananya melambung Rp185 menjadi Rp2.525, BUMI menambah Rp120 ke posisi Rp2.060, TMPI terangkat Rp25 menjadi Rp3.150, MITI menguat Rp32 ke posisi Rp190 dan CPRO menambah Rp30 ke Rp630. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007