Srinagar, India (ANTARA News) - Militer India tidak menemukan bukti mengenai keberadaan Al-Qaeda di Kashmir setelah ada klaim bahwa jaringan muslim garis keras itu sudah memulai operasi di India, kata seorang pejabat, Senin. Sebelumnya, satu rekaman video dibagikan kepada wartawan di Srinagar, kawasan kota yang menjadi ajang pemberontakan terhadap kekuasaan India di Kashmir, yang menunjukkan orang-orang bersenjata bertopeng mengaku bahwa gagasan Usama bin Ladin (Osama bin Laden) telah tiba. "Banyak hal dikatakan oleh media cetak dan elektronik mengenai keberadaan Al-Qaeda di Kashmir, namun tidak ada bukti yang ditemukan sejauh ini yang mendukung laporan-laporan ini," kata Letnan Jendral H.S. Panag, panglima komando utara angkatan darat India. "Saya ingin menyatakan bahwa kami juga tidak memiliki catatan di masa silam mengenai anggota-anggota Al-Qaeda yang ditemukan dalam operasi kontra-pemberontakan di negara bagian itu," katanya, seperti dikutip harian Excelsior. Pekan lalu, aliansi kelompok gerilya utama di Kashmir juga mengatakan, Al-Qaeda tidak ada di Kashmir, dimana pemberontakan muslim terhadap kekuasaan India berkobar sejak 1989. Pasukan keamanan India menemukan foto-foto Osama bin Laden dari sejumlah gerilyawan yang tewas di Kashmir, namun hal itu tidak mengisyaratkan keterkaitan antara pemberontak tersebut dan jaringan Al-Qaeda pimpinan Osama. Juli lalu, sebuah kantor berita di Kashmir juga menerima telefon dari seorang pria tak dikenal yang menyatakan bahwa sebuah kelompok bernama "Al-Qaeda Jammu dan Kashmir" telah dibentuk di kawasan Himalaya yang disengketakan antara India dan Pakistan itu. India bersikeras bahwa negara saingan sengitnya, Pakistan, adalah pihak yang patut dipersalahkan atas kekerasan di Kashmir. New Delhi menuduh Islamabad membantu pemberontak muslim di negara bagian tersebut. Tuduhan itu dibantah oleh Pakistan, namun mereka mengakui memberikan dukungan moral bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri. Dua dari tiga perang antara India dan Pakistan terkait dengan masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang sebagian besar penduduknya Hindu, demikian AFP. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007