Jakarta (ANTARA News) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membantu mengendalikan jumlah penduduk di kawasan Desa Riam Tapang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, untuk turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan di salah satu wilayah perbatasan itu.

"Terdapat kriteria wilayah tertentu yang menjadi sasaran program Kampung KB, salah satunya adalah tingginya jumlah warga prasejahtera dan rendahnya akseptor KB di daerah tersebut," kata Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Desa Siam sendiri merupakan wilayah yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur. Desa yang dihuni oleh 769 jiwa, dengan jumlah laki-laki 389 jiwa dan perempuan 380 jiwa, memiliki jarak yang tergolong jauh dari Pontianak, ibu kota Kalimatan Barat yaitu dalam kisaran 572 kilometer,kata Nofrijal.

Sementara dari ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu harus menempuh perjalanan selama enam jam dengan jalur darat dan air. Sulitnya akses mengakibatkan desa itu menjadi tertinggal dan terisolasi.

"Kondisi seperti inilah yang menyebabkan Desa Riam Tapang memenuhi kriteria untuk dicanangkan sebagai kampung KB. Kondisi kini sudah berubah. Sejak berjalannya program kampung KB, masyarakat di sana dapat menikmati akses layanan kesehatan, edukasi dan juga dukungan infrastruktur publik yang semakin baik," kata Nofrijal.

BKKBN, kata dia, telah melaksanakan 6000 Kampung KB dari target 7.160 Kampung KB yang akan diselesaikan pada akhir tahun ini.

Kepala Desa Riam Tapang Petrus Melaban mengatakan Program Kampung KB memberikan perhatian kepada aspek kesehatan seperti kebersihan lingkungan pasangan di usia subur. Sepanjang pelaksanaan Program Kampung KB menunjukkan terdapat peningkatan kesadaran penggunaan alat kontrasepsi.

Kesadaran masyarakat itu, kata dia, ditandai dengan prakarsa mereka untuk melakukan Program KB tanpa dipaksa. Masyarakat datang sendiri ke balai kesehatan untuk melakukan metode Keluarga Berencana.

Di desa tersebut memiliki pasangan usia subur (PUS) sebanyak 170 orang. Mereka yang menggunakan pil sebanyak 46 orang, suntik 66 orang dan implan 24 orang dan alat kontrasepsi lain sebanyak 34 orang.

Petrus mengatakan BKKBN dalam Program KB juga memperhatikan aspek pendidikan untuk para remajanya dengan penyediaan layanan konsultasi remaja dalam bentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja). Pusat layanan konseling membantu remaja menghindari kerawanan serta menurunkan jumlah pernikahan usia dini. 

"Para remaja sekolah menengah diberikan juga berbagai penyuluhan dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja untuk pengembangan diri dan pemecahan berbagai masalah yang cenderung terjadi di kalangan remaja," kata dia.

Program Kampung KB yang dimotori BKKBN merupakan strategi untuk menyasar daerah yang memiliki kerentanan. Kriteria wilayah yang bisa dijadikan Kampung KB adalah wilayah daerah kumuh, daerah perbatasan, kampung pesisir atau nelayan, berada di daerah aliran sungai, daerah bataran kereta api dan kawasan miskin perkotaan.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017