Kairo, Mesir (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Mesir pada Senin (18/12) menyampaikan penyesalan atas kegagalan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk mengesahkan resolusi yang dirancang oleh Mesir mengenai Yerusalem akibat veto AS.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmed Abu Zeid mengatakan resolusi tersebut mencerminkan penolakan masyarakat internasional atas keputusan Presiden Donald Trump --yang bertujuan mengubah status Yerusalem.

Trump, yang memisahkan diri dari kebijakan netral AS selama beberapa dasawarsa mengenai masalah itu, pada Rabu, 6 Desember, mengumumkan ia mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memerintahkan pemindahan Kedutaan Besar AS ke kota suci yang menjadi sengketa tersebut.

Tindakan Trump membuat marah rakyat Palestina dan rakyat di negara Arab serta Muslim, yang dengan keras telah memprotes tindakan AS itu.

Rakyat Palestina ingin Yerusalem Timur, yang kini diduduki oleh Israel, sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Mesir mengajukan rancangan resolusi ke Dewan Keamanan PBB untuk mendesak AS mencabut pengumuman Trump mengenai Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

AS pada Senin memveto resolusi tersebut, yang disetujui oleh 14 anggota lain Dewan Keamanan dan mencerminkan penentangan luas global terhadap tindakan Trump, kata Zeid.

Ia menambahkan kelompok Arab di PBB berencana melakukan pertemuan guna menilai situasi tersebut dan menentukan langkah selanjutnya guna mempertahankan status Jerusalem.

(Uu.C003)

Pewarta: Chaidar A
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017