Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU KHA Hasyim Muzadi menilai pemberian penghargaan ksatria dari Ratu Inggris Elizabeth II kepada pengarang "The Satanic Verses" Salman Rusdhie membuktikan serangan pada Islam itu dilakukan secara terencana atau "by design." "Kita tersinggung dengan cara itu, tapi umat Islam sebaiknya meyakini bahwa hal itu (penghargaan) merupakan serangan 'by design'," ujarnya ketika dikonfirmasi ANTARA News dari Surabaya, Kamis. Ia mengemukakan hal itu menanggapi pemberian penghargaan "ksatria" dari Ratu Inggris Elizabeth II kepada Salman Rushdie atas jasanya dalam dunia sastra, khususnya buku "The Satanic Verses" (Ayat-ayat Setan) yang menghina Islam. Menurut pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang itu, serangan kepada Islam ttersebut dapat dikatakan "by design" karena dilakukan terus-menerus secara rentetan (rangkaian). "Saya tidak bisa menunjukkan siapa di balik itu, tapi hal itu tampaknya merupakan konspirasi yang sengaja ingin menampilkan citra Islam yang buruk," ungkapnya. Menurut dia, "By design" itu terlihat dari pelecehan terhadap Islam, Nabi Muhammad SAW, Al-Qur`an, masjid/musholah, dan sasaran lain yang memang menggugah emosi mulai dari Indonesia hingga ke luar negeri. Namun, kata mantan Cawapres pada Pilpres 2004 yang sempat dimintai keterangan oleh KPK itu, umat Islam tidak perlu menanggapinya dengan emosional karena mereka akan justru bersorak dan masalahnya tidak akan selesai. "Kalau kita protes, saya kira sebaiknya disampaikan kepada Menlu sebagai ungkapan ketersinggungan, agar semua agama di dunia saling hormat, tapi lebih dari itu kita harus melawan serangan dalam bentuk opini itu dengan opini pula, bukan dengan kekerasan," tegasnya. Oleh karena itu, kata mantan Ketua PWNU Jawa Timur itu, umat Islam harus menampilkan opini tentang Islam yang ramah, demokratis, damai, dan tidak sejelek yang mereka gambarkan secara "by design" tersebut. Reaksi leras terhadap sikap Ratu Elizabeth II itu juga muncul di Pakistan dan Iran (19/6) dengan pemanggilan Duta Besar Inggris yang diberitahu bahwa penghargaan keksatriaan untuk pengarang Salman Rushdie menunjukkan Inggris tidak peka dan berlawanan dengan usaha membina pengertian di antara agama. Sementara itu, satu kelompok di Iran (17/6) dengan keras mengutuk tindakan Inggris memberi penghargaan kepada penulis Inggris kelahiran India yang selama bertahun-tahun menjadi sasaran hukuman mati Iran. Yayasan Iran menaikkan hadiah dari 100.000 dolar AS menjadi 150.000 dolar AS bagi siapa saja yang membunuh Rushdie, demikian laporan kantor berita Iran, Fars (17/6). Rushdie menyulut protes di negara-negara Islam di seluruh dunia karena novel "The Satanic Verses" (Ayat-Ayat Setan) pada 1989, sehingga mendiang pemimpin spiritual Iran Ayatollah Khomeini memfatwakan hukuman mati bagi Rushdie karena menghujat Al-Qur`an.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007