New York (ANTARA News) - Harga minyak di New York melonjak ke level tertinggi selama 2,5 tahun pada Selasa (26/12) dan secara singkat mencapai 60 dolar AS per barel akibat ledakan jalur pipa Libya dan cuaca dingin di Amerika Serikat.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari menguat 1,50 dolar AS menjadi 59,97 dolar AS per barel setelah sebelumnya mencapai 60 dolar AS untuk pertama kalinya sejak Juni 2015.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari melonjak 1,77 dolar AS menjadi 67,02 dolar AS per barel, tingkat yang belum pernah ada sejak pertengahan 2015.

Phil Flynn, dari Price Futures Group di Chocago, mengatakan sementara ada beberapa faktor yang mendorong lonjakan harga, "tajuk utama hari ini adalah Libya, yang meningkatkan kekhawatiran karena pasokan minyaknya."

Ledakan terjadi di sebuah jalur pipa ke terminal ekspor AL-Sidra dan diperkirakan akan mengurangi produksi minyak Libya sebanyak 70.000 sampai 100.000 barel per hari, ungkap Perusahaan Minyak Nasional (National Oil Company/NOP).

"NOP terus menyelidiki penyebab ledakan” di bagian utara Kota Marada, menurut pernyataan itu, demikian laporan AFP. (kn)




Pewarta: Antara
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017