Jakarta (ANTARA News) - Pengamat perkoperasian dari Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Koperasi (LePPeK) Suroto menyarankan agar Pemerintah mengembangkan skema investasi infrastruktur melalui koperasi.

"Ini bagus kalau kita mengusulkan kepada Pemerintah sebuah skema investasi infrastruktur dengan pola koperasi," kata Suroto yang juga Ketua Umum Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (Akses) di Jakarta, Senin.

Secara khusus ia menyarankan didirikannya koperasi infrastruktur Indonesia dan mengajak masyarakat bergabung di dalamnya.

Masyarakat dapat diedukasi untuk bergabung, salah satunya melalui kampanye tentang profil proyek infrastruktur secara terbuka.

"Lalu berikan hitungan prospektus bisnisnya. Kemudian koperasi menerbitkan kupon investasi," katanya.

Setiap lembar kuponnya, kata dia, dibuat dengan nilai sekecil-kecilnya agar masyarakat dapat berpartisipasi secara luas misalnya seharga Rp10.000 per kupon.

"Proyek infrastruktur ini margin keuntunganya bisa sampai 35 persen. Nah, anggaplah karena infrastruktur itu untuk kepentingan masyarakat sendiri masyarakat maka masyarakat melalui koperasi cukup mengambil keuntungan 10 persen saja, 25 persennya dijadikan `reserve fund` untuk investasi di sektor pangan yang akan dikelola koperasi," katanya.

Selain itu, bagi masyarakat kecil juga dapat dibuka aksesnya untuk pinjaman melalui skema KUR (Kredit Usaha Rakyat) sehingga dapat turut berinvestasi dan koperasi dapat bertindak sebagai avalis.

Suroto menyarankan model pengembangan investasi infrastruktur berbasis koperasi karena dianggapnya banyak memiliki keunggulan.

Menurut dia, investasi yang melibatkan koperasi tersebut di antaranya akan mampu menjaga kualitas proyek dengan melibatkan masyarakat sebagai penerima manfaat proyek, sebagai pemilik dan pengontrol proyek.

"Ini juga akan mendorong investasi masyarakat kecil untuk terlibat dalam proyek besar sehingga mewujudkan pemerataan ekonomi, meningkatkan daya beli masyarakat, dan meminimalisasi kesenjangan ekonomi yang terjadi dalam skema pengerjaan proyek infrastruktur selama ini," katanya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018