Jakarta (ANTARA News) - Wakil DPR RI Fahri Hamzah mengatakan metode pendidikan sekolah hingga di pelosok Indonesia harus sama agar tidak menimbulkan kesenjangan mutu.

"Kita tidak bisa menerapkan ujian yang standar sampai kita sanggup menerapkan metode yang standar. Kalau metode belajarnya tidak sama bagaimana kita diuji dengan cara yang sama?" kata Fahri saat mengunjungi SMP Muhammadiyah Utan, Sumbawa, NTB, Selasa.

Menurut Fahri, apabila standar pendidikan antara siswa di daerah dan pusat berbeda tetapi diukur dengan cara yang sama, hanya akan menimbulkan kegelisahan dan perasaan tidak adil.

Fahri mengungkapkan berdasarkan pengalaman pribadinya yang sekolah di sebuah desa di Kabupaten Sumbawa dari SD hingga SMP. Saat berhasil merantau ke Jakarta di bangku kuliah, Fahri menemukan ada banyak hal yang tidak ia dapat sewaktu mengenyam pendidikan di kampung.

"Saya dulu merasakan betul kenapa orang-orang di sini susah menjadi mahasiswa dari universitas-universitas terbaik, kaya saya. Dulu yang namanya sekolah di sini dengan Jakarta jauh betul, semua terasa berjarak," kata lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

"Tapi begitu saya ke Jakarta dan melihat cara mereka diajarkan, saya langsung bisa masuk. Apa susahnya. Otaknya sama kok. Tapi lagi-lagi, soal metode," ujarnya.

Wakil DPR RI Fahri Hamzah saat mengunjungi SD Muhammadiyah Utan, Sumbawa, Selasa (23/1). (ANTARA News/Monalisa)

Fahri melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumbawa, termasuk mengunjungi sekolah tempat ia bernaung saat duduk dibangku SD dan SMP. Sebagai salah satu putra daerah di Sumbawa, ia memperjuangkan modernisasi sekolah-sekolah di desa.

Ia berharap dengan menunjang fasilitas-fasilitas modern, bisa membantu siswa-siswa di desa bahkan para guru untuk mengejar ketertinggalan informasi.

"Dengan fasiltas modern yang ada membuat mereka memiliki kesempatan yang sama. Maka seharusnya tiap sekolah sekarang dengan teknologi digital, internet, membuat fasiltas belajar bisa sama di Indonesia. Sebenarnya jarak dan waktu hilang sudah. Ini yang saya harapkan dari modernisasi sekolah-sekolah yang punya sejarah, membuat pendidikan sama dan rata bagi banyak masyarakat kita," jelas Fahri.

Dalam kunjungan Fahri ke SMP Muhammadiyah Utan, yang juga almamaternya, bertepatan akan diresmikannya gedung baru sekolah tersebut oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Hamid Muhammad.

(ANTARA News/Monalisa)

Menurut Fahri, momentum peresmian gedung sekolah tersebut menjadi momentum untuk kebangkitan pendidikan Islam yang mengakar di wilayah itu.

"Dulu sekolah yang besar di sini itu adalah sekolah-sekolah Muhammadiyah. Kekosongan terutama pelajaran agama di sekolah umum sekarang kita tambah dengan perkuat kembali sistem Muhammadiyah di sini. Semoga sistem ini menginspirasi sekolah negeri supaya konten agama diperkuat, itu ciri sekolah Muhammadiyah," kata Fahri yang juga berharap sekolah tersebut bisa melahirkan generasi baru yang bermutu dan hebat.

"Anak Indonesia semua sama. Cuma kontennya yang harus diperkaya dari awal, supaya mereka menjadi manusia kelas dunia," tambahnya.

Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018