Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membahas upaya Indonesia dalam pembangunan daerah terpencil saat melakukan pertemuan dengan Ratu Maxima dari Belanda dalam rangkaian kegiatan World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss, Rabu (24/1).

Dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, Ratu Maxima yang merupakan Penasehat Khusus Sekjen PBB untuk Urusan Inklusi Keuangan atau UNSGSA (United Nations Secretary-General's Special Advocate for Inclusive Finance for Development) menjelaskan pentingnya inklusi keuangan secara global termasuk menanggulangi masalah kemiskinan di daerah terpencil.

"Tujuan yang tercantum dalam SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) memiliki relasi satu sama lain. Misalnya, kalau mengupayakan pengembangan pendidikan, maka di sisi lain juga sekaligus dapat mengatasi permasalahan kemiskinan," kata Ratu Maxima.

Menanggapi hal tersebut, Luhut mengatakan pemerintah Indonesia saat ini tengah memprioritaskan dana pemerintah untuk pembangunan daerah terpencil. Tujuannya adalah untuk memperkecil angka kemiskinan.

Lantaran anggaran pemerintah dialokasikan untuk daerah, maka kini pemerintah mulai mencari alternatif pembiayaan untuk pembangunan kota-kota besar.

"Kami mencari alternatif pembiayaan dengan melibatkan swasta, tentunya juga dengan menpertimbangkan aspek lingkungan hidup dan inovasi teknologi," jelasnya.

Setelah bertemu Ratu Maxima yang berencana ke Indonesia pada Februari, Luhut menghadiri diskusi antartokoh dan pemimpin negara tentang pembangunan pada "Circular Economy Platform Leadership Board Meeting".

Mantan Menko Polhukam itu juga menerima kunjungan Tadashi Maeda, Chief Executive Officer Japan Bank of International Cooperation (JBIC) yang menyampaikan keinginan untuk lebih aktif lagi berinvestasi pada proyek-proyek infrastruktur Indonesia.

Luhut berjanji untuk menindaklanjuti niat baik JBIC ini.

Sebelumnya, pada hari yang sama, Luhut juga menghadiri diskusi yang diikuti para pemimpin negara bertajuk "From Pipedream to Pipeline". Diskusi yang diikuti oleh beberapa pemimpin negara, tokoh dan aktivis lingkungan hidup itu membahas cara agar proyek-proyek yang secara komersil tidak menarik bisa mendapat pembiayaan dan berkelanjutan.

"`Blended finance` (pembiayaan campuran) bisa menjadi salah satu jalan keluarnya," ujar Luhut.

Dalam diskusi tersebut, Luhut duduk satu meja dengan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill, aktivis lingkungan hidup yang juga mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore, anggota parlemen Kanada Michelle Rempel, Menteri Lingkungan Hidup Uni Emirat Arab Thani Al Zeyoudi dan beberapa tokoh lain.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018