Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah, Kamis sore, naik tajam ke bawah level Rp9.100 per dolar AS, karena pelaku pasar aktif melepas dolar AS untuk mencari untung. Rupiah sore menjadi Rp9.070/9.075 dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya Rp9.114/9.133 atau menguat 44 poin. Analis Valas PT Himpunan Saudara, Ruri Nova, di Jakarta mengatakan para pelaku pasar melakukan aksi lepas dolar AS untuk mencari untung, setelah dua pekan lalu greenback mengalami kenaikan hingga di atas level Rp9.100. Aksi lepas dolar oleh pelaku pasar makin besar dibandinglan pada paginya, sehingga posisi rupiah mendekati level Rp9.050 per dolar AS, katanya. Menurut dia, aksi lepas itu diperkirakan akan berlanjut hingga hari berikutnya, karena pelaku merasa nilai dolar AS sudah cukup tinggi. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali menguat hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS," ucapnya. Namun, lanjutnya rupiah diperkirakan agak berat untuk bisa kembali dibawah level Rp9.000 per dolar, karena kemungkinan Bank Indonesia (BI) akan menahannya. Bank Indonesia (BI) akan turun ke pasar menahan pergerakan rupiah yang menguat, ucapnya. Ia mengatakan kenaikan rupiah didukung oleh menguatnya pasar saham regional akibat membaiknya bursa Wall Street. Tetapi faktor eksternal seperti yen yang diharapkan akan memicu rupiah menguat lebih besar lagi hari ini turun terhadap dolar AS dan euro, ucapnya. Dolar AS terhadap yen 0,40 persen menjadi 123,30 dan euro menjadi 165,05 atau naik 0,40 persen. Menurunnya yen, menurut dia, karena keluarnya data produksi Jepang yang melemah mendorong pelaku asing melepas yen, sehingga mata uang asing itu merosot. Para pelaku pasar cenderung merencanakan kembali programnya menjelang akhir bulan, ujarnya. Rupiah, lanjutnya, masih punya ruang untuk menguat lagi, apabila Bank Sentral Jepang (BOJ) menaikkan suku bunganya untuk mendorong yen menguat. Apalagi Menkeu Jepang sendiri memberikan isyarat melemahnya yen akan memberikan dampak yang kurang baik bagi ekonominya, ucapnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007