Serang (ANTARA Nws) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengatakan perlu sejumlah terobosan dan kebijakan yang tidak "mainstreem" dalam menghadapi "era milenial" dengan setidaknya tiga tantangan yang akan dihadapi, diantaranya ketidakpastian kebijakan moneter.

"Sebagai negara perekonomian terbuka tentunya ekonomi kita akan terpengaruh jika terdapat perubahan kebijakan moneter di negara maju," katanya pada acara serah terima jabatan (sertijab) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dari Budiharto Setyawan kepada Rahmat Hernowo di Kantor BI Banten, Senin.

Budiharto Setyawan selanjutnya menduduki jabatan sebagai Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung. Rahmat Hernowo sebelumnya adalah analis eksekutif Kantor Perwakilan BI Tokyo Jepang.

Tantangan kedua, kata Sugeng, adalah kebijakan proteksionisme. Integrasi dan keterbukaan ekonomi antar negara yang makin tinggi membawa risiko bagi ekonomi domestik.

Oleh karena itu, sejumlah negara mewacanakan kenaikan tarif produk impor, kata Sugeng seraya menambahkan proteksionisme akan menciptakan perang dagang secara global.

Tantangan ketiga adalah teknologi disruptif, dimana disrupsi digital merupakan tantangan serius bagi perekonomian domestik karena dapat mengganggu tatanan yang sudah ada.

Sugeng mengatakan menghadapi tiga tantangan tersebut ditambah pula dengan persoalan struktural yang masih terus membayangi perekonomian domestik.

"Persoalan utamanya adalah perekonomian kita yang masih berbasis komoditas. Sehingga sangat rentan terhadap fluktuasi harga komoditas di pasar dunia. Di tahun 2018 ini saja harga komoditas utama seperti batu bara, aluminium dan kelapa sawit diperkirakan mengalami penurunan di pasar internasional. " kata Sugeng.

Karena masih mengandalkan komoditas, kata Sugeng, maka perekonomian Indonesia relatif belum cukup efektif dan produktif dalam mencapai pertumbuhan.

Menghadapi tantangan tersebut, Deputi Gubernur BI ini berpesan kepada Kepala Perwakilan BI Provinsi Banten yang baru untuk melakukan sejumlah terobosan dan kebijakan yang tidak "mainstream".

Sugeng minta meneruskan dan meningkatkan kontribusi nyata Bank Indonesia di daerah, dan menjalankan peran sebagai "strategic advisor" yang kredibel dan dapat diandalkan, serta meningkatkan sinergi dengan seluruh pemangku utama di Banten.

Sugeng juga berharap kepada Rahmat Hernowo memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan seluruh pemangku utama dalam hal pengendalian inflasi, serta memanfaatkan forum Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan efektif dan produktif untuk mencapai inflasi yang ditargetkan.

Deputi Gubernur BI itu juga meminta untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar.

Ia juga meminta agar meningkatkan layanan BI di bidang perkasan hingga daerah terpencil, serta menegakkan prinsip-prinsip good governance, dengan melanjutkan change program yang sudah dijalankan dalam rangka mendukung program transformasi BI.

Pewarta: Ridwan Chaidir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018