Ambon, Maluku (ANTARA News) - Stasiun Geofisika Kelas I Ambon siap mengamati gerhana bulan total di Maluku Rabu malam nanti dengan mempersiapkan sejumlah perangkat, kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Ambon Andi Azhar Rusdin, Rabu.

Di sini, fenomena alam superlangka itu akan dimulai pukul 19.48 WIT sampai pukul 22.29 WIT, sedangkan langit diperkirakan cerah sehingga "super blue blood moon" bisa terlihat jelas.

 "Prakiraan gerhana bulan total terjadi Rabu malam dimulai sekitar pukul 19.48 WIT dengan puncaknya pukul 22.29 WIT," kata Andi.

"Puncak gerhana bulan total di Maluku itu terjadi pada Rabu malam, pukul 22.29 WIT dan berakhir Kamis dini hari sekitar pukul 01.09 WIT," sambung dia.

Andi mengakui, bersamaan dengan fenomena gerhana bulan total akan terjadi juga air pasang maksimum kurang lebih 1,5 meter di pesisir pantai Maluku karena posisi bulan, bumi dan matahari berada dalam posisi sejajar sehingga mempengaruhi gaya grativikasi.

Baca juga: "Super blue blood moon" baru muncul lagi 2028 dan 2037

Masyarakat, terutama tinggal di wilayah pesisir, diimbau untuk tidak panik karena fenomena alam yang terjadi merupakan hal biasa.

"Jangan panik bila terjadi air pasang bersamaan dengan puncak gerhana bulan total sehingga intensif mengikuti imbauan maupun sosialisasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan kabupaten dan dua kota," ujar Andi.

Dia memprakirakan, cuaca di Maluku saat gerhana bulan total cerah berawan sehingga fenomena alam itu bisa dilihat masyarakat.

"Kami memprakirakan cuaca saat malam gerhana bulan total sebentar malam itu cerah berawan, maka bisa dilihatmasyarakat," tandas Andi.

Baca juga: Mengapa "blue moon", mengapa "blood moon"?




Pewarta: Lexy Sariwating
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018