Pekanbaru (ANTARA News) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendeteksi kemunculan dua ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

"Dari observasi kami, ada dua harimau yang kerap muncul di lokasi itu. Dua-duanya harimau betina," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo kepada Antara di Pekanbaru, Minggu.

Kepastian keberadaan dua ekor harimau betina yang berusia sekitar 4 hingga 5 tahun tersebut dipastikan setelah tim BBKSDA Riau melakukan observasi selama 37 hari di Indragiri Hilir (Inhil)

Observasi sekaligus penyelamatan harimau-harimau itu dilakukan menyusul insiden tewasnya seorang warga Inhil pada awal Januari 2018 akibat diterkam harimau.

Korban bernama Jumiati, yang merupakan salah seorang karyawan lepas PT THIP. Perempuan berusia 33 tahun itu tewas dengan kondisi mengenaskan saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State.

Selama 37 hari proses pencarian, dia menuturkan tim dan masyarakat telah beberapa kali melihat langsung harimau tersebut. Namun, proses penangkapan tidak dapat serta merta dilakukan.

Hingga kini, tim masih mengandalkan enam unit "box trap" atau kerangkeng dengan umpan kambing untuk menangkap harimau tersebut. Setiap kerangkeng disertai satu unit kamera pengintai.

Namun sayang, hingga kini upaya itu belum berhasil. Harimau yang awalnya diperkirakan satu ekor itu ternyata masih berkeliaran di sekitar areal perkebunan.

Sementara itu, keberadaan Harimau juga sempat beberapa kali terekam kamera, baik itu kamera pengintai maupun kamera tim penyelamat yang terdiri dari BBKSDA Riau, Polres Inhil, Aparat TNI serta lembaga pemerhati satwa.

Dari sejumlah rekaman vidio keberadaan harimau itu, dia menuturkan dapat dipastikan ada dua ekor harimau di sekitar lokasi kejadian. Hal itu ditunjukkan dengan berbedanya pola belang serta wilayah jelajah.

"Untuk mempermudah identifikasi, kita beri nama keduanya dengan Boni dan Bonita. Dan diduga kuat, si Bonita inilah yang telah menyerang Jumiati," ujarnya.

Saat ini tim masih terus berada di lapangan sebagai upaya untuk menyelamatkan si raja Rimba tersebut. BBKSDA Riau berencana akan merelokasi satwa itu dari lokasi tersebut. 

Pewarta: Bayu Agustari Adha dan Anggi Romadhoni
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018