Jakarta (ANTARA News) - Para pemegang saham saat ini dapat menggadaikan sahamnya ke Perum Pegadaian yang meluncurkan produk gadai investama yang menerima saham sebagai agunan gadai, Senin. "Ini merupakan produk ke sepuluh Perum Pegadaian untuk memenuhi kebutuhan dana para pemilik saham yang ingin memperoleh dana dalam waktu singkat," kata Direktur Utama Perum Pegadaian, Deddy Kusdedy, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, gadai efek yang diluncurkan tersebut merupakan salah satu inovasi produk Perum Pegadaian dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kredit yang disalurkan melihat potensi pasar saham saat ini. "Prospek gadai efek ini saya hanya melihat dari kapitalisasi market kapitalisasi saham, kurang lebih mencapai Rp25 triliun, kalau saya hanya mengambil market lima persen saja, berartikan Rp1,2 triliun. Kami optimis karena marketnya ada," katanya. Menurut dia, Perum Pegadaian pada tahun 2007 ini menyediakan dana RP500 miliar untuk gadai efek tersebut. "Dan kami optimis dalam enam bulan ke depan dapat terserap semua," katanya. Untuk sementara waktu, menurut dia efek gadai hanya ada di Jakarta, namun dalam waktu mendatang akan dikembangkan ke beberapa kota yaitu Denpasar, Makasar, Semarang, dan Surabaya. Ia menambahkan, target laba untuk gadai efek ini sebesar dua hingga tiga persen dari dana yang disediakan atau sekitar Rp10-15 miliar. Manajer Perum Pegadaian, Bernhard Santoso Simanjutak, mengatakan bahwa saham yang bisa digadaikan hanyalah 20 saham teratas yang tercatat di LQ 45, dan akan terus direvisi setiap tiga bulan. "Untuk periode Juni ini, 20 saham yang bisa digadaikan adalah, Telkom (TLKM), BCA (BBCA), BRI (BBRI), Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Bank Mandiri (BMRI), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Indosat (ISAT), Bank Danamon (BDMN), Bumi Resources (BUMI), Bakrie and Brothers (BNBR)," katanya. Ia menambahkan United Tractors (UNTR), Anntam (ANTM), Indofood Sukses Makmur (INDF), Kalbe Farma (KLBF), Medco Energi Internasional (MEDC), Bakrieland Development (ELTY), Bank NIaga (BNGA), Bank Internasional Indonesia (BNII), Astra Internasional (ASII), dan Bakrie Telecom (BTEL). Untuk memeinimalisir resiko dari gadai saham tersebut, ia mengatakan Perum Pegadaian hanya akan memberikan ratio lima puluh persen dana kredit dengan agunan. "Ini untuk pengelolaan resiko kita terhadap harga saham yang turun naik, kita tetapkan rasio dana kredit dibanding agunan sebesar lima puluh persen, jadi kita hanya menyediakan separuhnya dari nilai saham yang digadaikan," katanya. Ia menjelaskan bila nanti harga saham turun hingga membuat rasio kredit dengan nilai agunan saham saat itu mencapai 65 persen, maka para nasabah yang menggadaikan sahamnya harus menambah dananya. "Hal ini bisa dilakukan dengan menambah saham yang digadaikan atau melakukan penambahan uang ke Perum Pegadaian," katanya. Ia menambahkan bila komposisi rasio telah mencapai 80 persen maka pihak pegadaian berhak melakukan eksekusi penjualan. "Karena dirasa telah mencapai resiko yang telah diperhitungkan, kita bisa mengeksekusi saham tersebut untuk dijual bila rasio 80 persen. Kelebihan dari harga jual tersebut akan kita kembalikan,"katanya. Sementara itu, untuk gadai efek ini, ia mengatakan bunga kredit sebesar 15 persen per tahun dengan jangka waktu tiga bulan. "Minimum pinjamannya lima belas hari dengan bunga 15 persen dibagi 365 hari," katanya. Untuk gadai efek ini Perum Pegadaian bekerjasama dengan lima broker yaitu PT AAA, PT Secure Invest Central Gani, PT Optima Karya Kapital securities, PT OUB Kahian Securities. "Awalnya masih lima broker ini, bila kemudian berkembang maka akan menambah broker lainnya," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007