Jakarta (ANTARA News) - "Black Panther" bercerita tentang kepulangan T’Challa (Chadwick Boseman) ke kampung halamannya, sebuah negara terisolasi yang berteknologi tinggi di Afrika, Wakanda.

Dari luar, Wakanda terlihat seperti negara Afrika pada umumnya. Padahal itu hanyalah kedok untuk melindungi masyarakat, agar dunia tidak tahu negara itu merupakan pemasok vibranium, metal terkuat di dunia Marvel Cinematic Universe. 

Setelah kematian ayahnya, raja Wakanda yang bernama T'Chaka, T’Challa pun mengambil alih kepemimpinan. Dia harus membuktikan kemampuan meneruskan tahta sebagai raja.
 
Belum lama menduduki tahta, kepemimpinan T'Challa diuji dengan adanya kehadiran musuh lama. Tokoh antagonis dari "Avengers: Age of Ultron", sang agen senjata Afrika Selatan yang kejam dan tak bermoral, Ulysses Klaue (Andy Serkis). 

Klaue adalah satu-satunya orang yang pernah menyusup ke Wakanda untuk mencuri vibranium.

Aksi Klaue saat itu memakan korban di Wakanda dan T'Challa berjanji akan membawa si penjahat untuk diadili.

T'Challa memburu Klaue dibantu oleh Nakia (Lupita Nyong'O) si mata-mata Wakanda dan pemimpin pasukan keamanan elit Wakanda bernama Okoye (Danai Gurira) serta peralatan canggih buatan adiknya Shuri (Letitia Wright). 

Ujian bagi sang raja muda tidak berakhir di situ. Negaranya terancam dengan kemunculan Erik Killmonger (Michael B.Jordan). Killmonger adalah sosok antagonis yang berhubungan dengan mendiang raja T'Chaka.

Dihadapkan pada pengkhianatan dan bahaya, raja muda T’Challa harus mengumpulkan sekutu dan melepaskan kekuatan penuh Black Panther untuk mengalahkan musuhnya, memastikan keselamatan serta jalan hidup rakyatnya.


Angin segar

"Black Panther" membawa angin segar ke dalam dunia film pahlawan super. Dengan sutradara dan mayoritas pemain berkulit hitam, film yang jadi bagian Marvel Cinematic Universe ini sangat dinantikan.

Segala hal yang jarang terlihat di film-film pahlawan super ada di sini. Di sini, minoritas memiliki tempat untuk bersinar terang.

Biasanya, karakter berkulit hitam hanya jadi peran pendamping. Sebaliknya, karakter berkulit putihlah yang jadi minoritas, misalnya Martin Freeman (Agen Ross).

Perempuan bukan hanya pemanis, mereka digambarkan sebagai sosok kuat dengan kemampuan bela diri yang memukau. Faktanya, ini memang salah satu film Marvel Cinematic Universe yang memiliki karakter perempuan terbanyak.

Ada Ratu Ramonda (Angela Bassett) yang berwibawa, Nakia si mata-mata handal yang selalu membantu T'Challa.

Dora Milaje, pasukan keamanan elit Wakanda yang melindungi raja T'Challa, semua anggotanya adalah perempuan. Mereka dipimpin oleh Okoye yang tangguh dan mengerahkan segenap tenaga untuk melindungi bangsa dan negara. Okoye adalah tangan kanan T'Challa, prajurit terbaik di Wakanda.
 
Princess Shuri, adik T'Challa, adalah remaja dengan tingkah nyeleneh tapi berotak encer. Dialah orang di balik hal-hal canggih di Wakanda, termasuk kostum dan tetek bengek Black Panther yang sangat berguna ketika kakaknya sedang bertarung. 

Meski mereka adalah anggota kerajaan, hubungan antara Shuri dan T'Challa tidaklah berjarak. Seperti kakak-adik pada umumnya, mereka kadang-kadang bertengkar kecil namun pada akhirnya saling mendukung dan menyayangi satu sama lain. 

Mata penonton juga dimanjakan dengan pemandangan Wakanda yang menakjubkan, paduan alam yang asri dengan hiruk pikuk kota berhias gedung-gedung modern pencakar langit yang memberi kesan futuristis. Paduan tradisional dan modern ini juga terlihat dari unsur-unsur etnik yang terlihat hingga ke detil kostum.

Inti konflik "Black Panther" sebenarnya merupakan formula klasik, tapi disajikan secara apik. Semuanya terasa pas di sini, mulai dari akting yang ciamik, karakter-karakter yang menarik, kerennya adegan laga hingga sentuhan komedi untuk membuat penonton sesekali tertawa. 

“Black Panther” bisa mulai dinikmati mulai 14 Februari.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018