Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, membenci orang ber-SMS. Ternyata, bukan SMS (Short Message Service) alias layanan pesan singkat, melainkan orang yang "Susah Melihat orang Susah, dan Susah Melihat orang Senang". Hal itu diungkapkan Wapres saat membuka seminar Dampak penerapan Basel II terhadap konsolidasi perbankan nasional di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis. "Tanpa perbankan, kita mungkin maju, walaupun di antara kita para pengamat, ada juga anggota DPR yang masih bersifat SMS, yakni 'Senang Melihat orang Susah, dan Susah Melihat orang Senang'," kata Wapres Kalla, yang kontan disambut tawa hadirin. Lebih lanjut, Wapres menjelaskan, jika angka kemiskinan turun tiba-tiba, orang bingung, kenapa bisa turun. "Berarti kan orang senang, dia susah kalau orang senang. Masya Allah bangsa ini," kata Wapres Kalla sambil geleng-geleng kepala. "Kalau negeri lain yang berbicara, itu mungkin saya bilang... ah, 'you' ngiri sih negeri kita maju. Tapi, kalau bangsa sendiri ngomong seperti itu.. ah, Masya Allah," ujar Kalla, yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (DPP Partai Golkar). Menurut Wapres Kalla, mungkin bagus di "Republik Mimpi", karena ada partisannya, sehingga supaya mereka pindah saja ke situ biar bermimpi sajalah. "Heran pula saya, mudah-mudahan di antara kita tidak ada yang berpikir SMS. Kalau dia Senang Melihat orang Susah, Susah Melihat orang Senang, aduh! Tidak tahu apa tujuan bangsa ini kalau begitu. Semoga Tuhan mengampuni segala pikiran-pikirannya," demikian Wapres Kalla. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007