Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia melalui surveinya menyebutkan konsumen khawati terjadi kenaikan harga barang pada Mei atau pertengahan kuartal II 2018, terutama dari tarif listrik dan BBM, serta harga barang konsumsi menyusul permintaan tinggi pada Ramadhan.

Berdasarkan Survei Konsumen BI terhadap 4.600 rumah tangga yang diumumkan di Jakarta, Selasa, Indeks Ekspetasi Harga untuk Mei 2018 naik menjadi 175,3 dari 171,1 pada April 2018. Dua faktor yakni momentum konsumsi tinggi pada Ramadhan dan juga evaluasi tarif listrik serta BBM, ditengarai menjadi penyebab kenaikan harga.

"Kenaikan harga diperkirakan terjadi di 13 kota dengan kenaikan tertinggi di Samarinda dan Manado," tulis BI dalam surveinya.

Survei Keyakinan Konsumen dilakukan Bank Sentral terhadap 4.600 rumah tangga di 18 kota besar di Indonesia setiap bulan.

Dalam hasil survei itu, Bank Sentral juga melihat keyakinan konsumen menurun pada Februari 2018. Hal itu terlihat dari penundaan pembelian barang, dan masih lemahnya ekspetasi konsumen. Menurut BI, konsumen cenderung menahan pembelian barang tahan lama (durable goods) terutama barang elektronik, furnitur, dan rumah tangga. Penurunan pembelian barang tahan lama dilakukan oleh responden dari seluruh kelompok usia.

"Penurunan pembelian dilakukan hampir seluruh kategori pegeluaran responden, terutama responden dengan pengeluaran Rp2,1-3 juta," kata BI dalam hasil surveinya.

Melemahnya indeks keyakinan konsumen pada Februari 2018 dibanding Januari 2018 itu juga terlihat dari turunnya indeks penghasilan konsumen, terutama di konsumen tingkat pengeluaran Rp4,1-5 juta per bulan.

"Indeks ketersediaan lapangan kerja juga merosot menjadi 100,0 dari 100,7. Penurunan itu juga terjadi di seluruh tingkat pendidikan konsumen," tulis Bank Sentral.

Dari sisi ekspetasi konsumen, terjadi penurunan kepercayaan konsumen terutama terhadap kegiatan usaha dalam beberapa bulan ke depan.

"Indeks Ekspetasi Kondisi Ekonomi Februari sebesar 132,8 atau lebih rendah dari 137,4 dibanding Januari 2018 yang sebesar 132,8," tulis BI.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018