Jakarta (ANTARA News) - Pasangan aktor Chicco Jerikho (33) dan Putri Marino (24) mengungkapkan kisah cinta tiga bulan mereka yang berakhir dengan pernikahan di Bali pada 3 Maret.

Masa mengenal yang relatif singkat tidak membuat Chicco dan Putri ragu untuk segera mengikat janji pernikahan. Setengah berseloroh, Chicco mengatakan mereka justru ingin berpacaran setelah menikah agar lebih romantis.

"Perempuan seperti Putri itu jarang, dia orang yang apa adanya, simpel, tahu apa yang dia mau dan komunikasi kita nyambung, itu yang paling penting," kata Chicco kepada para wartawan di Jakarta, Kamis.

"Daripada gue keduluan orang, mending gue lamar duluan," katanya lalu tersenyum lebar.

Sementara Putri menganggap Chicco sebagai sosok yang tepat menjadi pasangan hidup, juga ayah dari anak-anak mereka kelak. 

Sejak awal berpacaran, keduanya memang berniat membawa hubungan mereka ke arah yang lebih serius, dan beda usia sembilan tahun tidak menjadi rintangan. 

"Kadang enggak berasa sih," ujar Putri tentang perbedaan usianya dengan sang suami. 

Baca juga: Putri Marino idolakan Chicco Jerikho waktu SMP
 


Dicomblangi teman

Setelah berkenalan dengan bantuan comblang, Chicco jatuh hati saat melihat sifat mandiri Putri pada masa pendekatan.

Aktor berdarah Batak-Thailand itu menuturkan bahwa Putri sempat tidak mau diantar jemput saat mereka berkencan. Putri memilih memesan ojek via aplikasi daring agar tidak merepotkan Chicco. Tawaran untuk mengantar ke rumah juga ditolak oleh bintang film "Posesif" itu.

"(Saat itu) Baru kenal, aku biasa naik ojek kemana-mana... takut ngerepotin juga," Putri beralasan. 

Pada hari itu, Chicco yang gagal mengantar Putri dengan mobilnya akhirnya ikut memesan ojek untuk memastikan pujaan hatinya selamat sampai di rumah.

Chicco menganggap kemandirian perempuan peraih penghargaan Pemeran Utama Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2017 itu sebagai hal yang langka, dan membuat dia ingin memperistri Putri.

Baca juga: Setelah menikah, Putri Marino bakal lebih selektif pilih film


Tak seperti film

Proses pernyataan cinta mereka tidak berlangsung di tempat yang romantis seperti yang diperlihatkan di film-film drama. 

"Lagi naik motor, jalan-jalan, gerimis. Di minimarket neduh, kita minum dan duduk-duduk. Di situ (saya) bilang, 'pacaran yuk!'," ungkap Chicco.

Pernikahan mereka pun berlangsung sederhana namun pada waktu yang istimewa bagi Chicco, karena berlangsung ketika usianya 33 tahun pada tanggal 3 bulan 3 penanggalan Masehi.

Upacaranya khidmat, hanya oleh keluarga dan sahabat terdekat yang jumlahnya sekitar 100 orang. 

"Gue ingin bikin pernikahan sekali seumur hidup, yang sederhana dan intimate, enggak mau terlalu hingar bingar, yang penting enggak neko-neko," ujar aktor "Filosofi Kopi" itu.

Di sela-sela

Chicco dan Putri mempersiapkan acara pernikahan di sela kesibukan mereka. Januari lalu Chicco sempat pergi ke Islandia bersama kawan-kawannya, sementara Putri pada saat yang sama syuting di Yogyakarta.

"Saat itu kita juga sambil ngurus nikahan," kata Chicco.

Tidak lama setelah menikah, keduanya kembali lagi ke ibu kota karena pekerjaan. Film "Love For Sale" yang diproduseri Chicco baru saja ditayangkan, sementara Putri mempromosikan film "Jelita Sejuba".

Meski bulan madu sempat tertunda, Chicco tidak berkecil hati. Sambil bergurau dia berkata, "Di mana pun rasanya bulan madu terus."

Baca juga: Putri Marino & Chicco Jerikho ingin pacaran setelah menikah
 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018