Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berupaya untuk meningkatkan akses pasar produk dalam negeri ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) melalui keikutsertaan Indonesia pada China-ASEAN Expo (CAExpo) ke-15 yang akan berlangsung pada 12-15 September mendatang di Nanning, Tiongkok.

Hal ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi usai mengikuti pertemuan Senior Official Meeting China-ASEAN Expo (SOM CAExpo) di Nanning, RRT.

"Indonesia selalu berpartisipasi pada CAExpo setiap tahun. Fokus CAExpo tahun ini yaitu business to business meeting dan business matching untuk menarik lebih banyak lagi buyer potensial. Hal ini sejalan dengan keinginan Indonesia sehingga dapat mendorong upaya pencapaian target ekspor sebesar 11 persen," kata Puntodewi dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu.

Tercatat, total perdagangan Indonesia-Tiongkok pada 2017 mencapai 58,82 milliar dolar AS dengan nilai ekspor sebesar 23,05 milliar dolar AS dan impor sebesar 35,77 milliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu tersebut masih mengalami defisit sebesar 12,72 milliar dolar AS.

Sementara, nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok pada tahun yang sama naik sebesar 37,27 persen atau lebih besar dari kenaikan impor yang mencapai 16,13 persen.

Menurut Puntodewi, keikutsertaan Indonesia pada tahun 2017 mencatat transaksi senilai 2,61 juta dolar AS dan diikuti oleh 52 partisipan, serta dikunjungi lebih dari 20.000 orang.

Saat itu, Paviliun Indonesia dengan luas 2.160 meter persegi, menampilkan produk furnitur, dekorasi rumah, fesyen dan aksesori, makanan dan minuman, serta spa dan produk herbal.

Puntodewi juga menyampaikan bahwa perolehan transaksi yang berhasil dicapai Indonesia dalam CAExpo pada 10 tahun terakhir cukup fluktuatif dengan tren kenaikan sebesar 22 persen setiap tahunnya.

"Kami berharap dapat mengulang keberhasilan CAExpo tahun 2014 dan menjadikan CAExpo sebagai salah satu platform bagi penguatan perdagangan di Tiongkok dan sekitarnya. Saat itu Indonesia berhasil meraup transaksi senilai 6,5 juta dolar AS dengan 90 peserta," ujarnya.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018