Bagdad (ANTARA News) - Mayat suami-istri Irak bekerja untuk kedutaanbesar Amerika Serikat di Bagdad ditemukan, kata pejabat Amerika Serikat pada Minggu dan diplomat puncak negara adidaya itu di negara tersebut bersumpah mengejar pembunuh mereka. "Dengan pengertian dalam kesedihan dan sesal, kami mengumumkan kehilangan dua warga setempat karyawan kami, yang diculik pada Mei dan dibunuh ekstremis," kata Dutabesar Amerika Serikat untuk Irak Ryan Crocker dalam pernyataannya. Seorang pejabat Amerika Serikat, yang berbicara dengan syarat tak dikenali, menyatakan pasangan itu ialah Hazim Hanna dan istrinya, Enel Meskoni. Jatidiri mereka dipastikan lewat catatan sidik jari. Hanna hilang lebih dulu dan ketika mencarinya, Meskoni diculik juga, kata pejabat Amerika Serikat saat mereka hilang. Orang keras pimpinan Alqaida Negara Islam Irak menyatakan bertanggungjawab atas pembunuhan mereka dalam pesan di lokamaya pada 31 Mei, dengan mengatakan secara tidak langsung bahwa tenggorakan mereka dipotong. "Kami akan bekerja dengan pemerintah Irak untuk mengejar tanpa lelah yang bertanggung jawab," kata Crocker. Penculikan dan pembunuhan menjadi ancaman biasa tinggal di Bagdad sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat untuk menumbangkan pemerintahan Presiden Saddam Hussein tahun 2003, dengan puluhan dan kadangkala sejumlah mayat kutung dibuang di jalan ibukota Irak itu tiap hari. Banyak di antara mereka adalah korban pembunuhan balas dendam aliran antara bagian besar Arab Syiah dan bagian kecil Sunni. Tapi setiap orang dipekerjakan pemerintah Amerika Serikat hidup dalam ancaman khusus. Kelompok bersenjata berseragam pasukan keamanan awal Juni menyergap satu pejabat Irak dalam serangan siang nekad kedua pada kementerian di Bagdad tengah dalam delapan hari, kata tentara dan pejabat kementerian. Tofan Abd Wahab, kepala di Kementerian Imigrasi dan Pengungsi, diciduk dari kantor di jalan Palestina bersama delapan rekannya, dekat dari tempat lima orang Inggris diculik pekan sebelumnya. "Kelompok bersenjata mengendarai empat mobil dan berpakaian seragam tentara Irak menculiknya pada Rabu siang," kata pejabat pertahanan. "Kedelapan pegawai itu dilepaskan di lingkungan Shaab, tapi nasib direktur jenderal tersebut tak diketahui," katanya. Shaab adalah wilayah berpenduduk sebagian besar Syiah Bagdad timurlaut, yang dikenal sebagai kubu pejuang. Pejabat Kementerian Pengungsi memastikan keterangan pejabat pertahanan itu, tapi menolak dikenali, takut akan pembalasan. Pada pekan sebelumnya, kelompok bersenjata berseragam polisi Irak menyerbu gedung kementerian keuangan, juga di jalan Palestina, dan menciduk lima orang Inggris; satu konsultan dan pengawalnya. Komandan Amerika Serikat menyatakan mencurigai unsur pejuang terkait dengan Pengawal Revolusi Iran di belakang serangan itu. Lebih dari 200 warga asing dan ribuan warga Irak diculik sejak serbuan tahun 2003, kendati beberapa bulan belakangan biasa tenang dari penculikan warga asing. Sebagian besar sandera asing itu dibebaskan, tapi setidak-tidaknya 60 orang dilaporkan dibunuh oleh penculik mereka. Penculikan itu tampak pertama terhadap warga Barat dari gedung pemerintah Irak, tempat banyak warga asing bekerja membantu pemerintah negara terkoyak perang tersebut. Seorang wanita Jerman, yang menikah dengan dokter Irak, dan anaknya diculik pada 4 Februari 2007, demikian laporan Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007