Jakarta (ANTARA News) - Meghan Markle tak lama lagi menjadi bagian dari anggota keluarga Kerajaan Inggris.Sebelum itu, banyak hal yang harus dia jalani termasuk pelatihan intensif bersama para tentara.

Menurut The Express, wanita kelahiran Amerika Serikat itu didampingi Pangeran Harry, melakukan serangkaian pelatihan bersama resimen elit Angkatan Darat, SAS.

Pelatihan ini mencakup satu skenario, yakni adegan tentara menggunakan amunisi untuk menyelamatkan calon pengantin perempuan.

Seorang mantan perwira SAS mengatakan kepada situs bahwa bagian "penculikan dan penyelamatan" itu "dirancang sebagai pengingat bahwa ancaman itu ada."

"Meskipun Meghan telah mengetahui bahwa musuh itu tidak nyata, saya menjamin bahwa dia pasti sudah ketakutan. Karena itu, amunisi hidup digunakan, jadi dia tahu seperti apa suara tembakan sebenarnya," kata dia.

Hampir setiap raja kecuali Ratu, menjalani kursus, yang berlokasi di dekat Hereford, markas SAS, unit pasukan khusus Angkatan Darat. Namun, Duchess of Cambridge Kate Middleton baru menjalaninya usai pernikahan dengan Pangeran William digelar.

Seorang sumber mengatakan bahwa Meghan menjalani pelatihan keamanan sebelum pernikahannya karena masalah keamanan yang meningkat belakangan ini.

Gerald Moor, seorang mantan perwira intelijen senior Angkatan Darat, mengungkapkan bahwa jenis pelatihan yang diberikan Meghan adalah yang paling sulit dan diberikan oleh para tentara terbaik.

"Mereka adalah orang-orang selama ini bertugas di Irak, Afghanistan dan Irlandia Utara," tutur dia.

"Meghan akan mengalami kondisi yang melelahkan secara fisik dan psikologis. Para tentara memberlakukan situasi penculikan, di mana dia diperlakukan sebagai sandera, sambung Moor.

Lebih lanjut, mereka juga menunjukkan pada Meghan situasi ketika ada yang tidak beres, misalnya saat petugas pelindung tertembak dan dia harus berjuang untuk dirinya sendiri.

Harry dan Meghan akan menikah pada tanggal 19 Mei mendatang di Kapel St George di Kastil Windsor. Demikian seperti dilansir laman Ace Showbiz.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018