Beijing (ANTARA News) - Salah satu sekolah dasar di Shenyang, China, tidak memberikan pekerjaan rumah kepada para muridnya dalam kurun waktu 34 tahun terakhir.

Kebijakan yang diambil pengelola SD di Ibu Kota Provinsi Liaoning itu bertujuan untuk membantu mengurangi beban siswa yang telah bersusah payah menggapai prestasi sekolah, demikian laporan media lokal, banyuetan.org, Jumat.

Hal itu berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya di daratan Tiongkok. Bahkan murid-murid taman kanak-kanak pun setiap hari Senin mendapatkan PR untuk sepekan, seperti yang pernah dituturkan seorang wali murid kepada Antara di Beijing.

Sementara SD Negeri 5 Stasiun Kereta Api Shenyang menjadi terkenal karena bisa menciptakan suasana rileks kepada murid-muridnya.

Sekolah dasar yang berada di wilayah timur laut China itu berdiri pada 1958 dan sejak 1984 tidak memberikan PR kepada siswanya yang dimulai dari salah satu kelas. Kemudian kebijakan tersebut diterapkan di seluruh kelas.

"Hanya ada beberapa guru yang tidak tahu bagaimana cara mengajar, tapi tidak ada anak-anak yang tidak bisa menerima pelajaran. Tidak banyak ilmu yang butuh dipelajari selama periode sekolah dasar sehingga memberikan pekerjaan ekstra tidak diperlukan," kata Zhang Xiujin, mantan kepala SD tersebut, sebagaimana dikutip People`s Daily.

Dengan tidak adanya PR, murid-murid SD tersebut tetap sibuk karena mereka bisa memilih berbagai kursus atau aktif dalam 60 kegiatan berbeda di sekolah itu, termasuk 20 kegiatan yang wajib diikuti yang mengajarkan tentang sistem mekanis robot cerdas, musik, dan kesenian.

"Sekolahan ini lebih mendorong para muridnya untuk membaca buku dan berita sebagai PR yang membantu perkembangan lingkungan belajar yang baik," kata salah satu wali murid.

Wang Hongliang, lulusan SD Negeri 5 Stasiun Kereta Shenyang pada 2013, menuturkan bahwa manfaat dari tidak adanya PR itu adalah para murid dapat lebih banyak berpikir dalam mengembangkan kemampuan individunya setelah mereka memasuki sekolah menengah.

"Masa-masa persiapan memasuki ujian masuk sekolah menengah sangat stres, namun pengalaman yang saya dapatkan di SD sangat banyak membantu," ujarnya.

Dalam menyampaikan laporan pertanggung jawaban di depan sidang umum parlemen (NPC) di Beijing beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Li Keqiang menyatakan bahwa pemerintahannya sangat perhatian dalam menangani persoalan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang tanpa disadari sangat membebani para murid sekolah dasar dan sekolah menengah di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.

Baca juga: SD di China Beri Pelajaran Golf

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018