Pekanbaru (ANTARA News) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan tim gabungan kehilangan jejak harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Bonita meski sebelumnya mereka berhasil menambakkan bius ke tubuh hewan langka itu di areal perkebunan sawit Kabupaten Indragiri Hilir.

Kepala BBKSDA Riau Suharyono kepada Antara di Pekanbaru, Jumat malam, mengatakan bahwa tim terpaksa harus kehilangan Bonita setelah si kucing belang itu tersadar dari efek bius.

"Baru saja, Bonita bangun dan tidak terpantau lagi," kata Suharyono.

Ia menjelaskan kondisi perkebunan yang minim gelap menyulitkan tim gabungan melacak Bonita. Namun, Haryono memastikan sebelum kehilangan jejak, Bonita berhasil ditembak bius dan sempat pingsan.

Hanya saja, tim tidak serta merta langsung mendekati dan menangkap Bonita karena perlu memastikan kondisi benar-benar aman. Namun, ketika saat akan didekati, ternyata Bonita tersadar dan langsung menghilang.

"Tadi memang sempat pingsan. Suasananya di tengah kebun, gelap. Situasi terakhir memang tidak terpantau lagi," ujarnya.

Ditambah lagi, dia mengatakan bahwa saat ini kondisi tim dilapangan cukup kesulitan karena mobil yang mereka kendarai harus terjerembab dan masuk ke dalam kanal.

"Jadi sekarang tim kita menyatu disatu titik sembari menunggu bantuan cahaya serta alat berat untuk evakuasi kendaraan. Mohon doanya agar tim kami selamat di lokasi sekarang," ujarnya.

BBKSDA Riau sebelumnya mengkonfirmasi berhasil menembak bius harimau Bonita yang menyebabkan dua warga kabupaten Indragiri Hilir meninggal dunia. Lokasi pembiusan Bonita berada di areal perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir.

"Lokasi tepatnya di dekat box trap (perangkap harimau yang dipasang BKSDA) 3 dan 4, jalan poros tengah (perkebunan sawit) eboni," kata Haryono.

Sesuai rencana, jika kondisi kesehatan Bonita memungkinkan, harimau tersebut akan langsung direlokasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau di Sumatera Barat. "Yang jelas tidak dibawa ke Pekanbaru. Kami akan bawa ke Dharmasaraya Sumbar. Kenepa disana, karena peralatan dan tim lebih lengkap dan siap di sana," tuturnya.

Bonita, harimau sumatera betina yang diperkirakan berusia 4 tahun dalam dua bulan terakhir berkeliaran di areal pemukiman warga dan perkebunan sawit PT THIP.

Jumiati, menjadi korban pertama yang meninggal pada awal Januari 2018. Perempuan berusia 33 tahun tersebut diserang Bonita saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir.

Terakhir, Yusri Efendi (34), meregang nyawa di desa yang sama, namun berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi tewasnya Jumiati.

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018