Bandung (ANTARA News) - Para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) tekstil dan produk tekstil (TPT) di Majalaya Kabupaten Bandung lebih memilih mesin-mesin tenun asal China dalam program restrukturisasi yang digelindingkan pemerintah pada 2007 ini. "Mesin tenun produk China harganya lebih ringan, pengusaha tekstil di Majalaya masih sanggup mencicil hingga lima tahunan," kata Ketua Perhimpunan Pengusaha Tekstil Majalaya (PPTM), Deden Suwega, di Bandung, Senin. Harga mesin tenun produk China antara Rp30 juta hingga Rp60 juta per unitnya. Sedangkan mesin-mesin produk Jepang antara Rp300 juta hingga Rp400 juta per unitnya. Secara umum, kata Dede, produktivitas dan kinerja mesin itu bersaing. Yang jelas bisa meningkatkan produktivitas UKM TPT di Majalaya dibandingkan dengan menggunakan mesin-mesin yang ada saat ini. "Restrukturisasi mesin TPT di kawasan Majalaya ini sangat mendesak, hanya saja sosialisasi dari pemerintah sangat singkat, sehingga para UKM tekstil tidak siap. Diharapkan tahun depan mereka bisa memanfaatkan program ini," katanya. Ia menyebutkan, perpanjangan masa pendaftaran restrukturisasi TPT dari 29 Juni 2007 menjadi akhir Juli 2007 sangat membantu pengusaha UKM TPT di Majalaya. Sebanyak enam perusahaan UKM baru mendaftar untuk mendapatkan bantuan untuk program restrukturisasi mesin-mesin produksi mereka. Satu perusahaan tekstil memesan 20 mesin tenun produk China jenis shuttle seharga Rp30 juta per unit, sedangkan lima perusahaan lain memesan 120 unit mesin tenun jenis refil dengan harga Rp60 juta per unitnya. "Jadi ada tambahan 140 mesin baru di Majalaya. Ke depan masih ada sekitar 150 perusahaan UKM TPT lainnya yang diharapkan bisa mendapat bantuan serupa," kata Deden. Hanya saja, kata dia, tidak mudah mencari jenis mesin yang sama untuk perusahaan UKM TPT di Majalaya. Pasalnya mesin yang biasa digunakan perusahaan tekstil di Majalaya berbeda dengan jenis mesin yang biasa dipakai di daerah lainnya. "Dengan tambahan 140 mesis baru, diharapkan akan meningkatkan investasi sebesar Rp7,7 miliar. Mesin itu diharapkan sudah masuk pabrik pada November mendatang," kata Deden. Sementara itu menurut data di Asosiasi Pengusaha Indonesia (API) Jabar, sedikitnya 40 perusahaan tekstil besar di Jabar sudah mendaftarkan diri ikut program restrukturisasi mesin TPT dengan total bantuan yang terserap sekitar Rp175 miliar. "Program ini akan menimbulkan investasi sebesar Rp1 triliun dan menggairahkan kembali dunia pertekstilan di Jawa Barat," kata Ketua API Jabar, Ade Sudradjat. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007