Jakarta (ANTARA News) - Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) menyambangi Gedung Badan Reserse Kriminal Polri untuk meminta informasi mengenai perkembangan penanganan pelaporan Sukmawati Soekarnoputri ke polisi terkait puisinya yang berjudul "Ibu Indonesia".

"Meskipun Ibu Sukma sudah meminta maaf dan menangis-nangis, permohonan maaf akan kami terima tapi proses hukum tetap berjalan," kata Ketua FUIB Rahmat Himran di Gedung Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Jakarta, Kamis.

Rahmat mengatakan forum sudah berkoordinasi dengan beberapa organisasi massa untuk menggelar demonstrasi di Gedung Bareskrim Polri pada Jumat (6/4) guna mendesak polisi menindak tegas Sukmawati.

"Besok Jumat seluruh umat muslim di Indonesia akan menduduki gedung Bareskrim untuk mendesak Kabareskrim maupun Kapolri segera menangkap dan mengadili Sukmawati," katanya.

Sampai sekarang ada 10 laporan terkait puisi "Ibu Indonesia" yang masuk ke Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Timur.

Laporan ke Polda Metro Jaya disampaikan oleh pengacara bernama Denny Andrian dan Ketua DPP Hanura Amron Asyhari pada 3 April 2018.

Sementara Bareskrim Polri menerima enam laporan, yakni dari Forum Anti Penodaan Agama (FAPA) yang diwakili oleh Mursal Fadhilah, dari pelapor M Subhan, Tim Pembela Ulama Indonesia (TPUI) yang diwakili Azam, Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) yang diwakili oleh Muhammad Fikri, Persaudaraan Alumni 212, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Street Lawyer yang diwakili Irvan Noviandana dan Ormas Bang Japar yang diwakili oleh Indra Linggawastu.

Sukmawati juga dilaporkan Pengurus Gerakan Pemuda Ansor di Jawa Timur.

Dalam laporan-laporannya, para pelapor menuduh Sukmawati melanggar ketentuan dalam Pasal 156 dan Pasal 156 huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Penodaan Agama karena puisinya.

Sukmawati dalam bagian peragaan busana "Sekarayu Sriwedari" di Indonesia Fashion Week, Kamis (29/3), membacakan puisi yang menjadi polemik karena menyebut konde ibu Indonesia lebih cantik dari cadar dan kidung ibu Indonesia yang lebih merdu dari alunan azan.

Berkenaan dengan hal itu Sukmawati Soekarnoputri sudah meminta maaf, mengatakan puisi ini mewakili dirinya sebagai pribadi, dan dia tidak berniat menghina umat Islam Indonesia dengan puisi itu.

 

Pewarta: Taufik Ridwan, Anita Permata Dewi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018