Sukabumi (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga silaturahim, jangan sampai karena perbedaan pendapat dan piihan dalam pemilihan umum menyebabkan hubungan silaturahim menjadi rusak.

"Pesta demokrasi rakyat itu dilaksanakan lima tahun sekali, sehingga harus dimanfaatkan dalam mencari pemimpin yang layak memimpin. Tapi jangan karena perbedaan silaturahim menjadi rusak," kata Jokowi di Sukabumi, Minggu.

Saat ini di beberapa daerah tengah melaksanakan tahapan pemilihan umum kepala daerah baik wali kota/bupati dan gubernur. Masyarakat harus berlomba mencari figur yang layak menjadi pemimpinnya.

Namun, jangan sampai persaingan tersebut menjadi permasalahan seperti timbul perundungan atau bully, menyebar berita-berita hoax, SARA dan lainnya sehingga akibatnya kawan, sahabat atau teman bisa menjadi musuh seperti tidak bertegur sapa karena pemilu ini.

Tahun depan pun akan kembali dilaksanakan pemilihan legislatif dan presiden, jangan sampai karena adanya perbedaan pilihan tersebut keamanan menjadi terganggu dan dampaknya terjadi perpecahan.

Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan memiliki ribuan suku, budaya, bahasa serta pulau. Jangan sampai karena perbedaan di pemilu menjadi terpecah belah.

"Setelah pemilu jangan menyisakan dendam dan kita harus bersatu lagi untuk memajukan bangsa ini, siapapun yang menang dan kalah harus bisa saling menghormati," tambahnya.

Di akhir pembicaraannya, Presiden RI Jokowi mengajak semua elemen untuk menjaga persatuan dan kesatuan, jika ada permasalahan agar segera diselesaikan dengan lapang dada dan kepala dingin.

Selain itu, jangan mau terprovokasi oleh oknum yang ingin memecah belah bangsa ini dan mengganggu stabilitas negara.

Baca juga: Presiden: kritik sebaiknya disertai basis data

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018