Beijing (ANTARA News) - Sedikitnya 300 pelajar asal Indonesia ambil bagian dalam ajang olahraga "Copa PPIT" 2018 di Shanghai, China.

"Ajang ini bukan siapa yang menang atau kalah, tetapi untuk menjaga persatuan dan kerukunan antarpelajar Indonesia," kata Ketua Panitia Penyelenggara Copa PPIT 2018, Ikko Octarema, kepada Antara di Beijing, Senin.

Pesta olahraga yang digelar pada 5-7 April 2018 di Donghua Uninversity itu diikuti oleh ratusan anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Region Timur.

Para pelajar Indonesia yang berada di Shanghai, Wuxi, Nanjing, Hangzhou, Ningbo, Hefei, Suzhou, dan Nanchang bertanding di empat cabang olahraga, yakni futsal, bulu tangkis, tenis meja, dan basket.

Konsulat Jenderal RI di Shanghai menyambut positif kegiatan yang digelar para pelajar tersebut untuk memupuk rasa nasionalisme dan rasa cinta Tanah Air.

"Di tengah beredarnya isu tak sedap yang akhir-akhir ini meresahkan para pelajar Indonesia di Tiongkok (tuduhan pelajar Indonesia di China diajari ideologi komunis), kami tetap menunjukkan eksistensinya untuk terus menunjukkan prestasinya di dalam bidang olahraga dan memperkenalkan budaya Indonesia di Negeri Tirai Bambu," kata Bagas Deka Kurtianto selaku penanggungjawab Copa PPIT 2018.

Perkenalan budaya tersebut dikemas dalam acara bertajuk "Got Talent" yang digelar saat penutupan Copa PPIT 2018.

Para pelajar unjuk kebolehan dengan menampilkan kesenian khas Nusantara, seperti memainkan alat musik angklung, menari tarian tradisional, dan menyanyikan lagu daerah.

"Meskipun raga kami para pelajar Indonesia jauh dari Tanah Air, hati kami tetap satu Indonesia, satu Pancasila," ujarnya.

Penampilan para pelajar dari Indonesia yang memiliki latar belakang berbeda, baik suku, ras, maupun agama itu mendapat perhatian dari rekan mereka di China dan beberapa pelajar mancanegara.

"Dengan digelarnya acara ini kami ingin menunjukkan solidaritas antarsesama perantauan Indonesia. Kemana pun raga kami berada, tetapi rasa persatuan dan kesatuan Indonesia tetap terkandung di badan hingga akhir hayat," kata Putri Aris Safitri, mahasiswa program magister di Shanghai Normal University menambahkan.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018