Moskow (ANTARA News) - Mata uang Rubel Rusia terus tertekan yang hari ini sudah ambles sekitar 4 persen ke titik terendahnya sejak Desember 2016 setelah investor ramai-ramai melepas asset-asset Rusia menyusul rangkaian sanksi AS ke negara itu.

Ini hari kedua mata uang Rusia itu jatuh setelah AS mengenakan sanksi baru kepada oligarki Rusia dan asset-assetnya.

Pukul 08.00 GMT atau 15.00 WIB tadi, rubel terpangkas 4,2 persen terhadap dolar AS pada 63,28 dan sudah anjlok 4,4 persen terhadap euro pada posisi 77,94 rubel.

Naiknya harga minyak Brent yang menjadi benchmark harga minyak Ural Rusia yang naik 1,3 persen pada awal perdagangan, sama sekali tak bisa mencegah kejatuhan rubel itu.

Para pejabat Rusia, termasuk gubernur bank sentral Elvira Nabiullina dan Menteri Keuangan Maxim Oreshkin, meminta investor tenang, demikian Reuters.

 

Pewarta: SISTEM
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018