Depok (ANTARA News) - Penanganan pasien jantung maupun stroke memerlukan pengobatan yang tepat misalnya mengetahui kesesuaian obat pengencer darah yang biasa digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah secara mendadak, kata seorang dokter.

"Karena dikonsumsi dalam waktu yang panjang maka sangat penting dilakukan pemeriksaan fungsi platelet untuk mengetahui efek terapi dari obat pengencer darah," kata Cardiologist Rumah Sakit Jantung Diagram Siloam Hospital Group, Yudi Fadila di Cinere Depok, Sabtu.

Ia mengatakan obat-obat pengencer darah ini mengandung zat aktif Aspirin, Clopidogrel atau Ticlopidin yang biasanya digunakan dalam jangka waktu yang panjang, bahkan bisa sampai seumur hidup.

Jika efek terapinya tidak cukup maka terapi yang sudah dijalankan pasien akan menjadi sia-sia. Demikian juga jika efek terapinya terlalu kuat dapat mengakibatkan perdarahan yang serius.

"Sebagai rumah sakit khusus jantung, kami sangat peduli terkait pengobatan yang dijalani oleh pasien, dan salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan adalah terapi obat dan kesesuaian dosis," ujarnya.

Interventional Cardiologist RS Jantung Diagram, Jeffrey Wirianta menambahkan layanan Platelet Function Test, yang merupakan pemeriksaan cepat, sederhana dan akurat.

Alat ini untuk mengukur respons individu terhadap obat pengencer darah, yang mengandung Aspirin dan P2Y12 (Clopidogrel/Ticlopidin/Ticagrelor/Prasugrel).

Platelet Fuction Test sangat penting dilakukan karena pertama, angka kejadian resistensi yang tinggi terhadap obat Clopidogrel dan Aspirin. Satu dari tiga pasien tidak mendapat efek terapi yang memadai dari obat yang telah diminum secara rutin dan teratur.

Kemudian, lanjut Jeffrey, pasien yang resisten terhadap obat Clopidogrel memiliki risiko kejadian kematian otot jantung (Myocard Infarction), stent thrombosis dan resiko kematian 5 kali lebih tinggi dibanding pasien yang respon baik terhadap obat Clopidogrel.

"Terakhir, pasien yang resisten terhadap obat Aspirin memiliki risiko kematian jantung, serangan jantung dan stroke tiga kali lebih tinggi dibanding pasien yang respon baik terhadap obat Aspirin," katanya.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018