Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 50 proyek hulu minyak dan gas bumi (migas) ditargetkan mulai berproduksi (onstream) dalam 10 tahun ke depan (2018-2027).

Proyek-proyek tersebut, menurut Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di Yogyakarta, Rabu memiliki total kapasitas produksi sebesar 84.700 barel per hari (bpd) untuk minyak bumi dan 6.100 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) untuk gas bumi.

"Dukungan semua pemangku kepentingan diperlukan supaya proyek-proyek tersebut dapat berproduksi tepat waktu dan berkontribusi bagi produksi migas nasional," ujarnya dalam acara Forum Fasilitas Produksi Migas 2018 (FFPM 2018).

Proyek-proyek hulu migas tersebut terdiri dari 20 proyek yang berlokasi di darat (onshore) dan 30 proyek yang berlokasi di lepas pantai (offshore).

Total investasi dari proyek-proyek tersebut diproyeksikan melebihi 11,93 miliar dolar AS atau sekitar Rp160 triliun.

Nilai itu, kataya, belum termasuk investasi dari proyek gas laut dalam Lapangan Abadi (Blok Masela) serta Lapangan Gehem dan Gendalo (Proyek Indonesia Deepwater Development) yang sedang dalam proses penyelesaian rencana pengembangan lapangan atau Plan of Development (POD)," katanya.

"Investasi tersebut tidak hanya akan berputar di sektor hulu migas, tetapi juga akan menciptakan multiplier effect yang dapat menggerakkan perekonomian nasional," ujar Amien di hadapan sekitar 450 peserta FFPM 2018.

Peserta FFPM 2108 merupakan praktisi industri hulu migas terutama profesional yang berkecimpung di bidang perancangan, manajemen proyek dan pemeliharaan fasilitas produksi migas.

FFPM 2018 diselenggarakan SKK Migas bersama-sama dengan Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Migas Indonesia (IAFMI), bertujuan untuk mengembangkan diskusi ilmiah dan berbagi informasi tentang perancangan, eksekusi proyek dan pemeliharaan fasilitas produksi migas dengan tujuan akhir untuk menggali upaya terobosan dalam efisiensi dan optimasi di tengah iklim usaha yang makin kompetitif.

Forum ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan hasil pembahasan yang akan menjadi rekomendasi bagi para pemangku kepentingan terutama para pembuat kebijakan industri hulu migas di pemerintahan,"ujar Amien.

Sementara itu tema yang diangkat tahun ini adalah "Optimasi Desain, Proyek dan Pemerliharaan Fasilitas Produksi Migas" yang dinilai relevan dengan kondisi saat ini ketika tuntutan efisiensi dalam operasi harian bisnis hulu migas semakin mengemuka.

Amien mengatakan efisiensi dan optimasi harus tetap menjadi kata kunci dalam operasi harian bisnis ini, mulai dari fase perencanaan hingga fase operasi.

SKK Migas akan senantiasa mendorong usaha-usaha yang dapat mengoptimalkan eksekusi proyek dan kinerja pemeliharaan yang baik dalam rangka mencapai target lifting produksi yang telah disepakati bersama.

FFPM 2018 diselenggarakan dalam bentuk konferensi, forum bisnis, dan pameran yang menghadirkan pembicara utama Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar serta panelis dari para penentu kebijakan dan pelaku utama industri migas, dengan menekankan sinergi antara kegiatan hulu migas dengan industri hilir.
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018