Gorontalo (ANTARA News) - Salah satu penumpang Lion Air JT 892 yang tergelincir di Bandara Jalaludin, Minggu malam, Harris Zakaria, mengakui kalau pilot pesawat itu memaksa landing saat curah hujan tinggi.

"Anggapan saya bahwa pilot memaksakan landing," kata salah satu penumpang Lion Air Harris Zakaria, Minggu malam.

Pesawat Lion Air dari Makassar ke Gorontalo itu, harusnya tiba jam 19.30 wita.

Ia mengakui, setelah mendarat pesawat oleng dan tiba-tiba ada guncangan keras, kemudian pesawat berhenti.

"Saya lihat roda pesawat depan patah dan beberapa penumpang pingsan dalam pesawat," katanya.

Kemudian di landasan juga langsung dievakuasi, namun Harris yang juga wartawan TVRI itu mengaku kesal hanya ada dua mobil yang di bandara.

"Penumpang dibiarkan beberapa saat di landasan dan kondisi masih hujan," katanya.

Sebelumnya member of Lion Air Group memberikan informasi terkini mengenai penerbangan nomor JT 892, lepas landas pukul 17.29 WITA dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan (UPG) dan mendarat di Bandar Udara Djalaluddin, Gorontalo (GTO) pada 11.35 WITA, menggunakan pesawat Boeing 737-800 registrasi PK-LOO mengalami keluar landas pacu sesaat setelah mendarat, situasi ini terjadi ketika hujan deras.

Penerbangan tersebut membawa 177 penumpang dan tujuh kru pesawat, terdiri dari Capt. Djoko Sigit, kopilot Debi Ade dan awak kabin (flight attendant/ FA) Rima Zaenab, Rani Hartanti, Indriany, Elsa Aprilyani dan Juviny Monica.

Seluruh penumpang dan kru sudah dievakuasi dengan keadaan selamat. Dan saat ini sudah berada di ruang terminal bandar udara untuk mendapatkan layanan terbaik.*

Baca juga: Pesawat Lion Air tergelincir di Gorontalo

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018